Demikian disampaikan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, di Istana Negara, Rabu (26/2/2014). "Water bombing ini sedang disewa alatnya sebab menurut ramalan cuaca, bulan Maret ini agak turun hujan, tapi April agak mengering kembali. Nah ini yang bahaya," ujar Agung.
Upaya ini, lanjutnya, memerlukan helikopter besar yang mampu mengangkut sekitar lima hingga tujuh ton air. Terkait helikopter, Agung mengatakan, pemerintah bisa saja menyewanya jika tidak ada yang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini, ada pemikiran untuk membeli pesawat khusus water bombing lantaran peristiwa kebakaran yang terjadi berkali-kali.
Selain melakukan water bombing, Agung menuturkan pemerintah juga akan menerapkan teknologi rekayasa cuaca dengan menabur garam di udara. Upaya penambahan personel untuk melakukan pemadaman dari jalur darat juga tengah diupayakan.
Lebih lanjut, Agung menilai upaya penanggulangan kebakaran hutan juga harus disertai langkah represif melalui penegakan hukum. Pasalnya, 95 persen kebakaran hutan terjadi akibat ulah manusia.
"Perlu penegakan hukum tegas. Jangan hanya ditangkap, tapi harus diadili dan dihukumlah yang berbuat seperti itu karena ini ulah manusia dan korbannya adalah rakyat kita sendiri. Jadi ini perlu ditegakkan mereka yang berbuat salah dan nyata ada indikasi melakukan pelanggaran," ucap Agung.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status tanggap darurat kabut asap yang merupakan kejadian luar biasa akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan untuk membuka lahan baru bagi perkebunan kelapa sawit.
Dari 12 kabupaten/kota di Riau, tujuh daerah sudah tanggap darurat setelah banyaknya korban yang terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mencapai 22.301 orang dan dipastikan akan terus bertambah.
Ketujuh kabupaten/kota yang menetapkan status tanggap darurat kabut asap itu adalah Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Siak, Pelalawan, Meranti, dan Kota Dumai. Kabut asap di Riau ini juga menganggu jadwal penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dalam dua pekan terakhir dan ada beberapa penerbangan tertunda karena jarak pandang yang berkurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.