Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Tol Molor, Industri di Semarang Merugi

Kompas.com - 26/02/2014, 17:19 WIB
Kontributor Garut, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Proyek peningkatan dan pelebaran jalan raya Bawen-Banyumanik berimbas kepada kalangan industri di Semarang. Pasalnya, kemacetan yang terjadi hampir setiap hari itu menghambat pengiriman bahan baku dan kedatangan karyawan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Semarang, Ari Prabono, mengatakan, pelaksanaan proyek peningkatan dan pelebaran jalan Banyumanik-Bawen tersebut telah melanggar komitmen yang telah disepakati antara pengusaha, PT Adhi Karya, dan Bina Marga Jawa Tengah pada Juni 2013 lalu.

Dalam mediasi itu disepakati peningkatan jalan raya Banyumanik-Bawen akan kembali dilanjutkan setelah jalan tol Semarang-Solo dioperasikan. Namun kenyataannya, meski proyek jalan tol belum selesai, pelaksanaan peningkatan jalan Bawen-Banyumanik kembali berlanjut.

“Tetapi yang terjadi, jalan tol molor dari target waktu penyelesaian. Akhirnya proyek jalan Banyumanik-Bawen terlalu dipaksakan untuk pelaksanaan proyeknya. Ini tentu melanggar komitmen bersama yang telah disepakati bersama beberapa bulan lalu,” tutur Ari Prabono, Rabu (26/2/2014) siang.

Akibat pelaksanaan peningkatan jalan Bawen-Banyumanik, kemacetan di jalur utama Semarang-Solo menjadi tak terhindarkan. Seandainya jalan tol sudah beroperasi, menurut Ari, kemacetan bisa teratasi.

“Proyek jalan Bawen-Banyumanik jelas memengaruhi produktivitas dan kerugiannya sangat besar. Saya tidak bisa menghitung rupiahnya, tetapi jelas ada kerugian yang besar,” imbuhnya.

Ari Prabono meminta pihak terkait melakukan penataan lalu lintas secara maksimal sehingga tidak menimbulkan kemacetan parah. Selain itu, ia mendesak jalan tol segera difungsikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com