Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Guru Pukul Kepala 16 Siswa SD hingga Terluka

Kompas.com - 25/02/2014, 19:38 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis


SIMALUNGUN, KOMPAS.com — Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri 098145 Karang Sari, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi korban pemukulan oknum guru mereka berinisal HS.

Peristiwa itu terungkap saat beberapa siswa yang masih duduk di kelas 3 SD itu ditemui di kediaman mereka, Selasa (25/2/2014). Saat ditemui, para siswa sebanyak 16 orang masih takut dan trauma akibat kejadian yang berlangsung pada Senin (24/2/2013).

Di kepala mereka terlihat perban putih menempel. Sebagian perban tampak sudah dibuka sehingga sangat jelas terlihat lubang kecil yang dilingkari cairan berwarna kecoklatan.

"Cerita saja sama Abang itu," teriak seorang ibu kepada anak-anak yang kebanyakan diam menatap tanah.

Setelah dibujuk, para bocah putra dan putri yang polos itu mulai bercerita. Peristiwa itu terjadi pada Senin (24/2/2013) kemarin sekitar pukul 12.00 WIB, atau beberapa menit sebelum lonceng pulang berdentang.

"Waktu itu kami ribut, Bang. Ada yang lari-lari, ada yang manjat meja, ada yang nyanyi-nyanyi. Terus ibu Saragih datang dan marah, Bang," tutur Khairul (8), mewakili rekan-rekannya yang diam memegang kepala mereka masing-masing.

Dilanjutkan Khairul, tidak hanya marah, ibu guru yang selama ini dikenal baik, secara brutal langsung mengambil patahan bambu dari balik lemari tua yang berada di sudut ruang belajar mereka. "Ibu guru itu langsung memukul kepala kami," kata Khairul.

Parahnya, di ujung bambu tersebut tertancap paku dengan panjang sekitar 2 sentimeter. "Bambu itu bekas bingkai foto presiden, Bang. Pernah jatuh. Terus tak dipakai lagi," tambah Reza (8), korban lainnya.

Alhasil, semua pelajar, baik putra maupun putri mendapat pukulan di bagian kepala. Beberapa siswa kepalanya bocor dan mengalami pendarahan yang cukup parah.

Seusai melampiaskan amarahnya, sang guru pun bergegas menyuruh siswanya pulang. "Waktu aku sampai di rumah, Mama marah. Ditanya kenapa kepalaku bocor. Kubilanglah dipukul sama guru," ucap Reza, teman Khairul.

Masih di tempat yang sama, persisnya di Nagori Karangsari yang juga berjarak sekitar 1 kilometer dari sekolah mereka, Rudianto (43), ayah dari salah seorang pelajar korban kekerasan, mengaku sangat keberatan atas perilaku guru tersebut. Namun, dia mengatakan enggan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum.

"Enggak berani aku, Mas. Takut aku. Nanti anakku jadi diapa-apain di sekolahnya," keluhnya.

Sementara itu, ketika didatangi ke SDN 098145, tak satu pun guru bersedia memberi keterangan. Begitu juga saat ditanya mengenai keberadaan kepala sekolah dan juga guru berinisial HS.

"Enggak tahu kami, Mas. Tadi Kepsek memang di sini. Tapi tadi sudah keluar. Kalau Ibu Saragih (HS) kami juga kurang tahu, Mas. Hari ini beliau tidak masuk," ujar seorang guru yang mengenakan seragam serba coklat, tetapi enggan memberi tahu namanya.

Di sekolah tersebut, tampak aktivitas belajar-mengajar masih berjalan seperti biasa. Namun, di ruang kelas 3 tempat korban kekerasan belajar, hanya terlihat 11 pelajar yang hadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com