Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Cetak Uang Palsu Pakai Kertas Roti

Kompas.com - 24/02/2014, 18:04 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Jajaran Polrestabes Bandung mengungkap praktik pembuatan dan penjualan uang palsu yang dilakukan tersangka TYD (43) selama beberapa bulan ke belakang. Total uang palsu yang telah diproduksi tersangka mencapai Rp 1,1 miliar.

Ditemui di Markas Polrestabes Bandung, TYD mengaku membuat dan menjual uang palsu khusus pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 sejak akhir 2013 lalu. Dia memproduksi uang palsu dengan tidak menggunakan kertas khusus.

"Kertasnya pakai kertas roti saja. Banyak dijual di toko kertas. Saya pesan pokoknya Rp 700.000," kata pria pengangguran ini di Markas Polrestabes Bandung, Senin (24/2/2014).

Menurut tersangka, kertas roti yang digunakannya mempunyai efek khusus untuk mencetak uang kertas. Kualitasnya pun, kata dia, hampir menyerupai uang asli.

"Kualitasnya lebih bagus (dari kertas biasa) dan warnanya juga keluar," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Polrestabes Bandung, Kombes Pol Mashudi mengatakan, polisi menetapkan 3 orang dalam daftar pencarian orang (DPO) terkait penjualan uang palsu buatan TYD. Mereka adalah pembeli dan pemesan uang palsu.

Selain itu, Mashudi juga memastikan pembuatan uang palsu tidak terkait dengan pemilu. "Tidak ada indikasi akan digunakan pemilu, ini murni tindak pidana. Kita akan kembangkan juga apakah ada jaringan atau tidak," bebernya.

Lebih lanjut Mashudi menambahkan, modus operandi yang dilakukan tersangka adalah membuat uang palsu sesuai pesanan dengan perbandingan 1:5. TYD ditangkap oleh polisi dengan beberapa barang bukti pembuatan uang palsu di kediamannya di Jalan Cibeunying Landeuh No 77, Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, pada 17 Februari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com