"Memang selama dua jam saya dan tim berada di sana, tercium bau belerang yang sangat tajam. Tapi kami sudah pastikan aman. Itu hanya tercium kalau angin mengarah ke kami," ujar Irpan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/2/2014).
Kegiatan yang dilakukan bersama 12 prajurit Korps Marinir TNI AL dan 2 personel Basarnas itu menggunakan 2 unit mobil Ford Ranger, 1 unit sepeda motor trail dan berakhir dengan berjalan kaki. Perjalanan dilakukan pukul 07.30 WIB hingga 10.15 WIB. Dia menambahkan, aksi timnya tersebut dilakukan karena banyak beredar isu yang berkembang di warga sekitar gunung bahwa dalam ketinggian tertentu, udara telah dicemari oleh gas beracun.
Kini, timnya memastikan isu itu salah. Warga tidak perlu khawatir. Irpan menampik aksi timnya membahayakan keselamatan. Sebab timnya memastikan menyusuri lereng kawah setelah pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status gunung setinggi 1.731 meter di atas permukaan laut itu dari Awas (Level IV) jadi Siaga (Level III), satu hari sebelumnya.
Kembali ke rumah
Pascapenurunan status Gunung Kelud yang beberapa hari lalu memuntahkan jutaan meter kubik material vulkanik itu, para pengunsgi mulai beranjak pergi dari kamp pengungsian ke rumah masing-masing. Salah satunya yakni di titik pengungsian Balai Desa Wates dan lapangan bola Desa Wates. Kebanyakan warga yang mengungsi di sana berjarak 5 km dari puncak Kelud.
"Mereka senang. Ada yang sudah kami pulangkan. Ada juga yang menjelang kepulangan ke rumahnya masing-masing. Selama satu minggu sudah mereka berada di pengungsian," ujar Irpan.
Irpan menambahkan, meskipun status Gunung Kelud telah turun, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap lahar dingin, terutama bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.