Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Masyarakat Bandung "Matre"

Kompas.com - 21/02/2014, 14:16 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, untuk mengurangi jumlah sampah di Kota Bandung, perlu ada penghargaan khusus kepada warga yang berperan aktif membudayakan membuang sampah pada tempatnya.

Dengan kata lain, kata Ridwan Kamil, perlu ada pemberian reward kepada warga yang mau ambil bagian dalam solusi pengurangan sampah di Kota Bandung. Menurutnya, hal tersebut wajar dilakukan.

"Masyarakat Bandung mah matre. Mau bergerak kalau ada imbalannya," ujarnya seusai nonton bareng film Trashed di Blitz Megaplex Paris Van Java, Sukajadi, Kota Bandung, Jumat (21/2/2014).

Lulusan University of California, Berkeley, Amerika Serikat, ini menambahkan, ada beberapa bentuk penghargaan kepada warga yang ikut berpartisipasi dalam upaya mengurangi sampah. Menurutnya, penghargaan tidak selalu berbentuk uang dan materi.

Menurut pria yang akrab disapa Emil itu, ide untuk memberikan penghargaan kepada warga yang berperan aktif mengurangi jumlah sampah di Kota Bandung terinspirasi dari film Trashed yang ditontonnya bersama puluhan aktivis, pegiat, dan komunitas lingkungan pagi tadi.

Emil terinspirasi dengan metode zero waste home, yaitu sampah-sampah rumah tangga bisa habis sebelum masuk ke TPA. Menurutnya, zero waste dalam waktu dekat ini akan disosialisasikan kepada warga Kota Bandung.

"Idenya sih muncul lagi nonton. Tapi, pemerintah kota lagi mencari cara untuk memberi insentif bagi mereka-mereka yang berpartisipasi dalam zero waste home," ujarnya.

Kendati demikian, Emil mengaku hal tersebut masih dalam sebatas wacana. Bahkan, pria yang baru lima bulan menjabat sebagai Wali Kota Bandung ini sempat berpikir untuk memotong pajak bumi dan bangunan untuk rumah-rumah yang bisa mengurangi sampah rumah tangga atau rumah yang menerapkan zero waste home.

"Bentuknya bisa dalam bentuk hadiah, pengurangan pajak atau apa pun. Jadi, bentuknya tidak spesifik karena baru gagasan sesaat. Perlu cek aturan dan segala macam," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com