Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tahun Terobsesi Punya Motor, Pelajar Ini Nekat Mencuri

Kompas.com - 18/02/2014, 22:29 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Keinginan memiliki motor lalu menungganginya saban hari, berubah menjadi obsesi bagi Nov (17), pelajar kelas 2 jurusan Tata Boga sebuah SMK di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Demi mewujudkan angannya itu, Nov nekat mencuri sebuah motor yang sedang terparkir di sebuah sudut Lapangan Merdeka di Balikpapan, saat situasi sepi di malam hari. Nov tak sendiri. Dengan bantuan Han (17), rekan satu sekolahnya, Nov bisa membawa kabur motor Yamaha Force One KT 4168 YR pada pertengahan Desember 2013 lalu.

"Sejak dulu saya ingin sekali punya motor. Sejak masih SMP, tiga tahun lalu. Setelah lama, baru saat itu bisa punya (motor)," kata Nov.

Nov anak sulung. Ayahnya hanyalah seorang karyawan bagian teknisi di sebuah pusat belanja besar di Balikpapan. Nov mengakui telah memiliki keinginan mendalam memiliki motor sejak remaja. Ia tak berani meminta.

"Segan minta (motor) ke orangtua. Mereka bekerja untuk membiayai SPP dua adik saya. Saya segan meminta. Saya kasihan kalau meminta. Takut kalau mereka marah, meski sebenarnya tidak pernah marah," kata Nov.

Ia pun akhirnya memutuskan mencuri motor tua yang terparkir di tempat sepi. Alasan memilih motor tua, lantaran motor jenis ini kerap aus kuncinya dan beberapa di antaranya juga dianggap tidak terkunci dengan baik.

"Selain tua, cari yang kuncinya sudah aus. Memang dulu pernah mencobanya. Tahun 2012, pernah Honda Beat. Cara sama. Terparkir dengan kunci masih menggantung. Sudah berhasil dibawa pergi. Tak lama kemudian kami kembalikan ke kantor polisi," katanya.

Nov mengaku kerap coba mencuri sejumlah motor yang ditemui di tempat sepi. Setelah sekian lama percobaannya, akhirnya niat itu terwujud saat melihat Force One di Lapangan Merdeka. Kebtulan saat itu kondisi sedang sepi.

Selain itu, motor tersebut dalam kondisi tidak terkunci dengan sempurna. Motor itu pun diengkol, hidup, lalu dibawa pergi. Han, rekannya, berjaga-jaga saat Nov beraksi.

"Saya tidak menikmati motor itu. Saya hanya membantu memantau dan mengawasi aksinya saja," kata Han.

Demi menghilangkan jejak, motor dipulas dengan warna hitam dan putih. Plat nomor pun kemudian diganti. Dengan motor inilah Nov kemudian sering membawanya ke sekolah.

"Tidak dibawa pulang. Kami simpan di rumah kosong, tak jauh dari rumah sepulang sekolah. Orangtua tidak mungkin tahu," katanya.

Tapi akhirnya polisi pun mencium jejak motor ini. Polisi mencurigai nomor polisi yang dipakai tidak sesuai peruntukannya. Tak lama, polisi menyergap Nov sepulang sekolah, Senin (17/2/2014) lalu pukul 17.00.

"Disergap di jalan di sekitar kantor pos. Saat itu sedang mau pulang ke rumah di Gunung Pipa sambil bawa motor," katanya.

Malamnya, giliran Han ditangkap. Polisi menciduk Han dari rumahnya di Gunung Sari. Kini, keduanya harus mendekam di tahanan sambil menunggu proses pemeriksaan. Keduanya dijerat Pasal 363 hukum pidana tentang pencurian.

"Ancamannya tetap berat. Minimal 5 tahun. Tetapi biasanya nanti di persidangan hukumnya diringankan sepertiga karena terkait anak-anak," kata Kanit Jahtanras Polresta Balikpapan, Ipda Tumilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com