Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarhami, Mantan PRT dan TKW yang Maju Jadi Caleg

Kompas.com - 17/02/2014, 13:30 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Latar belakang untuk menjadi wakil rakyat memang bisa bermacam-macam. Salah satunya Tarhami, perempuan kelahiran Banyuwangi, 4 Oktober 1976, yang adalah mantan tenaga kerja wanita. 

Tarhami mengaku memilih menjadi calon legislatif untuk mewakili kaum perempuan yang dianggap sebagai minoritas.

"Tahun 1998, saya menjadi TKW di Arab Saudi selama 3 tahunan. Sebelumnya, saya juga menjadi pembantu rumah tangga di wilayah Kelurahan Lateng. Saya maju menjadi caleg karena berpikir bahwa perempuan mempunyai hak yang sama, apalagi politik masih didominasi oleh laki-laki." kata dia, Senin (17/2/2014).

Ibu dua anak ini maju menjadi calon anggota DPRD Kabupaten Banyuwangi untuk wilayah dapil 1 Banyuwangi yang meliputi Kecamatan Glagah, Giri, Licin, dan Wongsorejo.

"Jika tanya pekerjaan saya, apa saya juga bingung sendiri. Saya mengerjakan semuanya yang penting halal dan bermanfaat bagi orang lain. Tapi, sehari-hari saya mengajar di TK swasta dekat rumah sejak tahun 2005. Gajinya ya di bawah Rp 300.000," kata dia.

Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, Tarhami menerima panggilan untuk melukis tangan menggunakan henna atau pacar dan juga perawatan tubuh untuk pengantin.

Menurut dia, dalam satu minggu, satu atau dua kali dia mendapatkan panggilan untuk melukis tangan dan kaki pengantin perempuan. "Lumayan, sekali melukis tangan untuk pengantin dihargai antara Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Tapi, kalau untuk anak-anak atau remaja yang hanya di tangan, harganya Rp 5.000 sampai Rp 10.000," kata dia.

Tarhami mengaku belajar melukis tangan sejak masih sekolah. Awalnya, pelanggannya hanya sebatas rekan di sekitar rumahnya. Sementara untuk perawatan tubuh, Tarhami mematok harga antara Rp 35.000 sampai Rp 50.000 setiap kali perawatan.

"Itu sudah lulur, pijat, dan juga uap. Semuanya menggunakan cara tradisional," tambahnya.

Terkadang perempuan yang aktif juga di organisasi di desa ini menerima job master of ceremony (MC) untuk acara anak-anak.

"Setiap hari Jumat saya mengisi acara di salah satu radio komunitas untuk acara sastra. Judul acaranya Tetesan Pena. Tapi, semenjak maju menjadi caleg, saya mundur karena takut nggak bisa profesional. Soalnya kan radio itu media massa, ntar dikira kampanye terselubung," ungkap dia.

Tarhami mengaku, sebelum aktif di Partai Hanura, dia pernah menjadi tim sukses salah satu calon bupati Banyuwangi. "Waktu itu yang jadi calon bupatinya Ibu Emilia Contesa. Saya hanya bantu saja hingga akhirnya tahun 2010 saya resmi masuk di Partai Hanura dan menjadi wakil bendahara VI sampai sekarang," jelasnya.

Untuk biaya sosialisasi, Tarhami mematok pengeluaran tidak lebih dari Rp 15 juta. "Jadi, setiap pengeluaran saya catat di buku khusus. Saya tidak punya tabungan sebesar itu, tapi kalau ada uang lebih, saya buat cetak kartu nama atau stiker serta sosialisasi. Jadi, Rp 15 juta ya dari pendapatan-pendapatan tiap bulan, bukan bentuk tabungan. Sekarang yang keluar sekitar 50 persenlah," katanya.

Menurut dia, biaya tersebut digunakan untuk mencetak 8.000 stiker dan 4.000 kartu nama. "Untuk baliho ada beberapa, tapi nggak banyak, sedangkan untuk kartu nama baru yang tersebar ada sekitar 2.000," tambah perempuan lulusan IKIP PGRI Jember jurusan IPA Matematika.

Tarhami mengaku optimistis untuk bisa duduk menjadi legislator di gedung dewan. "Saya tidak pernah menjanjikan apa pun kepada masyarakat. Hanya, saya ingin menjadi wakil yang amanan. Pengalaman hidup saya menjadi TKW dan kedekatan dengan masyarakat membuat saya paham akan kebutuhan mereka, terutama bagi perempuan," tambahnya.

Namun, jika tidak terpilih, Tarhami juga akan berlapang dada. "Harapannya sih terpilih, tapi jika pun tidak terpilih saya masih akan tetap berbuat untuk masyarakat. Salah satunya ya cita-cita membuat TK gratis di belakang rumah. Ini sudah tahap membangun gedung. Kalo ada rezeki lebih ya paling lambat tahun depan sudah berdiri," cetusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com