Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari ini, Candi Borobudur Dibersihkan dari Abu Kelud

Kompas.com - 17/02/2014, 11:26 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com – Mulai Senin (17/2/2014) ini, Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mulai dibersihkan dari abu vulkanik gunung Kelud. Ratusan petugas dikerahkan untuk proses pembersihan ini.

Mereka yang terdiri dari petugas Balai Konservasi Borobudur, Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), TNI, relawan dan masyarakat umum. Mereka bekerja keras membersihkan abu yang menempel di dinding batu-batu candi. menggunakan alat-alat sederhana seperti sapu lidi, sikat ijuk, spatula dan sekop plastik.

Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo memperkirakan diperlukan waktu 7 – 10 hari untuk membersihkan Candi Buddha terbesar di dunia itu. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk pembersihan.

“Hari pertama ini, kita sebut tahap pembersihan kering. Kita buka terlebih dahulu selubung atau plastic Terpaulin yang menutupi stupa, baru kemudian membersihkan abu yang ada di lantai 7, 8 dan 10. Setelah itu dilanjutkan pembersihan di lantai bawah dan halaman sekitarnya,” papar Marsis, di sela-sela kegiatan pembersihan.

Pembersihan pada tahap tersebut, kata Marsis, tidak diperbolehkan menggunakan alat-alat pembersih yang terbuat dari bahan-bahan keras seperti logam sebab bisa jika terbentur batu alat-alat tersebut bisa merusak candi. Unsur logam peralatan tersebut juga bisa memicu kerusakan pada batu-batu kuno itu.

Selain itu, petugas pun dilarang menggeser atau bahkan memindahkan batu atau stupa candi dari tempat semula selama pembersihan.

“Tahapan selanjutnya adalah pembersihan basah. Setelah abu berkurang lalu kita semprot dengan air bersih. Sama ketika Merapi dulu, setelah pembersihan abu lantas dikumpulkan. Beberapa meter kubik dibuat monumen dan sisanya di simpan,” Marsis menjelaskan.

Marsis berujar, pembersihan abu Kelud yang menempel di Candi Borobudur berbeda ketika pembersihan abu gunung Merapi 2010 lalu. Pembersihan abu Kelud cukup hanya menggunakan air bersih. Sedangkan abu Merapi ketika itu harus menggunakan soda untuk menetralisasi kandungan zat kimia didalamnya.

Dikatakan Marsis, abu Kelud relatif masih aman dan tidak membahayakan batu-batu candi. Terlebih, ketebalan abu Kelud juga lebih tipis, sekitar 05-3 milimeter saja. Sedangkan abu Merapi mencapai 3 sentimeter.

Hal yang dikhawatirkan, kata Marsis, justru apabila abu tersebut meresap melalui sela-sela batu candi. Sehingga bisa masuk dan merusak sistem pengairan (drainase) yang ada di bawah candi peninggalan wangsa Syailendra itu.

“Target kami dalam 10 hari ke depan pemulihan selesai. Termasuk pembersihan Candi Mendut, dan Candi Pawon di Kecamatan Mungkid. Apalagi dibantu oleh banyak relawan. Sehingga wisatawan bisa segera dapat berkunjung ke candi-candi tersebut lagi,” pungkas Marsis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com