Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diangap Sakit Jiwa, Mbah Pomo Tak Dievakuasi Saat Erupsi Kelud

Kompas.com - 17/02/2014, 08:12 WIB
Deytri Robekka Aritonang,
Sandro Gatra

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Supomo (75), warga Desa Pandan Sari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Tengah, ditinggal seorang diri di rumahnya. Supomo ditinggal karena tidak mau dievakuasi ke pengungsian pascaerupsi Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) lalu.

Warga menyebutkan Supomo mengalami gangguan jiwa. Awak media menemukan lelaki tua yang akrab disapa Mbah Pomo itu sedang berbaring di kolong meja di dalam rumahnya. Ketika ditemui, Mbah Pomo mengenakan baju SAR.

Dia mengaku kelaparan karena belum mendapat makan. Sejak Kamis, Mbah Pomo mendapatkan makanan dari tetangga yang sesekali datang.

Suparno, salah satu keluarga Mbah Pomo mengatakan, kakek itu tidak dievakuasi karena seluruh warga berkonsentrasi menyelamatkan dirinya.

"Dan di pengungsian kan membutuhkan perlakuan khusus juga. Khawatir malah merepotkan," kata Suparno saat ditemui di dekat rumah Mbah Pomo, Minggu (16/2/2013).

Dievakuasi

Mbah Pomo akhirnya dievakuasi oleh Tim SAR Minggu petang, setelah wartawan melaporkan. Selain Mbah Pomo, tim SAR juga baru mengevakuasi Ponaji, warga Dusun Plumbang, Desa Pandan Sari, yang juga disebut mengalami gangguan jiwa.

Tim SAR tidak mengalami kesulitan saat mengevakuasi keduanya karena tidak melakukan perlawanan. Menurut Suparno, Mbah Pomo biasanya melawan ketika hendak dievakuasi.

"Mungkin karena kali ini yang mengevakuasi orang yang tidak dia kenal, jadi tidak melawan," kata Suparno.

Anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang Judin Akbar mengatakan, Mbah Pomo dan Ponaji dibawa ke pos pengungsian terdekat. Menurutnya, di setiap pos pengungsian ada petugas Dinas Sosial.

"Nanti di pos, kami berkoordinasi dengan dinas yang menentukan akan dialokasikan ke mana," kata Judin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com