"Letusannya pun tidak terlalu terdengar dari kota. Saya tahu kalau Kelud meletus dari berita televisi, dan langsung naik ke lantai atas rumah. Di utara terlihat awan hitam. Sekitar setengah jam kemudian, awan hitam sudah menyebar dan menutupi langit Kota Blitar," aku Roland Stefanus, salah satu warga Kota Blitar.
Tak banyak terlihat jejak letusan Kelud di Kota Blitar. "Abunya tipis sekali, tidak sampai mengumpul, hanya berupa taburan-taburan putih tipis. Dilewati kendaraan beberapa kali, jalan langsung bersih lagi," tambah Roland.
"Dibandingkan dengan letusan pada 1990, ini jauh berbeda. Ketika itu tebal abu mencapai 10 hingga 12 sentimeter. Genting-genting harus diturunkan karena takut ambruk kelebihan berat. Kalau sekarang seperti tidak terjadi apa-apa."
Menurut Roland, letusan kali ini juga terbilang cukup mendadak. "Sekitar tanggal 8 Februari lalu statusnya Waspada, lalu berubah jadi Siaga, dan semalam sekitar jam 9 jadi Awas. Tak berapa lama kemudian meletus."