Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kendal Protes Makam Dibangun di Depan Masjid

Kompas.com - 13/02/2014, 19:27 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL,KOMPAS.com - Sebagian warga Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kendal, Jawa Tengah, menolak keberadaan makam Ki Ageng Abu Muqodhim, yang dibangun di halaman Masjid At Taqwa di Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari.

Makam tersebut akan dibangun oleh takmir masjid dengan kesepakatan jemaahnya. Sebagian warga menilai, tujuan pendirian makam tersebut tak jelas. Oleh karena itu, warga meminta makam yang dibangun pada tahun 2013 tersebut dibongkar.

Lantaran permintaannya tidak ditanggapi oleh takmir masjid, lalu warga mendatangi kantor kecamatan, Kamis (13/20/2014). Mereka pun kemudian ditemui oleh camat Rowosari Fathoni dan Kepala Desa Gempolsewu, Heri Mardiyanto.

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Fathoni kemudian mempertemukan sebagian warga Gempolsewu yang menolak keberadaan makam, dengan takmir masjid. Pertemuan yang berlangsung alot itu tidak menemukan hasil. Masing-masing memiliki alasan berbeda.

Salah satu warga yang menolak keberadaan makam ki Ageng Abu Muqodhim, Muaris, mempertanyakan keberadaan makam itu. Sebab sejak dirinya kecil hingga sekarang ini, tidak ada makam Ki Ageng Abu Muqodim di halaman depan masjid. Makam yang diyakini ulama itu dulunya berada di belakang masjid.

“Dulu, depan masjid adalah blumbang (semacam rawa). Kemudian diuruk tanah hingga sekarang. Lha kok, tiba-tiba sekarang diyakini ada makam wali,” kata Aris.

Aris ingin makam itu dibongkar supaya tidak menyesatkan anak cucu warga Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kendal.

Pernyataan Muaris dikuatkan dengan pendapat Zaedun (51). Menurut Zaeudun, masjid itu didirikan oleh kepala desa pertama Gempolsewu, Lastro sekitar tahun 1883. Lastro, tambahnya, adalah salah satu tokoh di Gempolsewu.

“Pendiri masjid itu adalah leluhur saya, yaitu mbah Lastro. Keluarga mbah Lastro sepakat, menghibahkan tanah itu kepada takmir masjid. Tapi kami protes, bila kemudian di halaman masjid diyakini ada makam Ki Ageng Abu Muqodim,” katanya.

Zaedun meyakini masjid itu dibangun pada tahun 1883 karena saat direnovasi, ditemukan angka 1883 di tiang masjid. “Bukti kalau di situ (halaman masjid, red) ada makam Ki Ageng Abu Mukhodim, tidak ada. Takmir masjid hanya meyakini saja,” jelasnya.

Ketua takmir masjid, Abdul Khamdi yang didampingi sekretarisnya, Rudi Pujiharto, mengaku dirinya bersama pengurus takmir dan jemaah meyakini kalau makam yang ada di halaman masjid adalah kuburan Abu Muqhodim. Hal itu diyakini setelah ia bersama pengurus takmir masjid lain, menemui beberapa ulama besar.

“Kami telah menemui beberapa kiai besar, dan kata mereka bahwa di Rowosari memang ada makam Abu Muqhodim. Insting kami, di sinilah makamnya,” kata Abdul Khamdi.

Abdul Khamdi menjelaskan, makam tersebut sebenarnya sudah ada, namun belum diketahui oleh warga sehingga kondisinya tidak terawat.

Sementara itu, Kepala Desa Gempolsewu, Heri Mardiyanto mengatakan, pendirian makam tersebut sudah melalui persetujuan ulama besar. Takmir masjid sendiri meyakini jika di halaman masjid pernah ada makam Ki Ageng Abu Muqodhim, namun tidak pernah dirawat.

“Hasil konsultasi dengan sejumlah ulama, ada makam di sekitar masjid. Memang awalnya tidak terlihat karena tidak pernah terawat,” ujar Heri.

Pertemuan ini sempat memanas saat warga yang berkumpul di depan Kecamatan Rowosari meminta agar makam tersebut dibongkar. Namun emosi warga bisa diredam oleh Camat Rowosari, M Fatoni dan aparat Polsek Rowosari dan Weleri yang berjaga-jaga. Warga kemudian membubarkan diri menjelang sore hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com