Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelaki Ini Nikahi Korban Pencabulan di Penjara

Kompas.com - 13/02/2014, 12:17 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Setiap orang berhak untuk mendapatkan cinta sejatinya, termasuk juga pasangan pengantin baru SM (16), warga Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, dan IS (23), warga Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore.

Tidak seperti pasangan lainnya, mereka melangsungkan pernikahan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banyuwangi, Kamis (13/2/2014).

Menurut Tomy Yudianto, pengacara IS, kliennya ditahan sejak 19 Desember 2013 karena dilaporkan mencabuli calon istrinya sendiri yang masih di bawah umur.

"Kejadian pencabulannya pada 29 Oktober 2013 lalu. Saat itu bapaknya Siti sempat meminta IS untuk ke rumahnya lewat temannya yang bernama Toni untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Ternyata Toni tidak menyampaikan ke IS dan bilang jika IS melarikan diri ke Jember. Padahal, kenyataannya IS tidak lari," jelasnya.

Telanjur emosi dan menganggap IS tidak bertanggung jawab, maka orangtua IS langsung melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Menurutnya, saat ini proses hukum IS sudah memasuki tahap persidangan. Agenda sidang sudah sampai tahap pemeriksaan saksi korban, yaitu istrinya sendiri.

Sementara SMJ (62), orangtua SM, mengaku menyesal telah melaporkan IS yang saat ini telah menjadi menantunya. "Saya sempat bilang ke pak polisi biar menantu saya keluar dan saya yang menggantikannya di dalam penjara. Biar IS bisa kumpul dengan istrinya yang baru saja dinikahi. Kalau seandainya waktu itu saya tahu kalau IS tidak melarikan diri, enggak akan ada seperti ini. Saya merasa dibohongi sama temannya itu lho," jelasnya.

SMJ berharap kasus menantunya segera diselesaikan agar anaknya bahagia. "SM satu-satunya anak saya, kakaknya sudah meninggal. Jadi dia satu-satunya milik saya. Ibunya juga saat ini sakit stroke," katanya.

Ia mengaku datang seorang diri untuk mendampingi pernikahan anaknya. Kepada Kompas.com, SM, mempelai perempuan yang saat itu menggunakan kerudung warna ungu, mengaku baru satu bulan berpacaran.

"Saya dikenalkan sama teman, terus lanjut SMS-an sama telepon-teleponan. Kami berdua saling mencintai. Saat kejadian tersebut saya juga enggak dipaksa kok," jelasnya.

SM berharap kasus yang saat ini menimpa suaminya segera selesai karena mereka sudah menikah secara sah. "Saya pengin kumpul satu rumah kayak pasangan suami istri pada umumnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com