Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian 5 Nelayan Merauke Terkendala Cuaca dan Izin Perbatasan

Kompas.com - 13/02/2014, 06:55 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com — Upaya pencarian lima nelayan asal Merauke yang tenggelam di perairan Torasi Perbatasan Indonesia–Papua Niugini (PNG) hingga Rabu (12/2/2014) sore belum membuahkan hasil. Pencarian terkendala cuaca buruk.

"Sejak kemarin (Selasa, 11/2/2014) hujan terus mengguyur dan ombak mencapai ketinggian tiga meter. Kami akan menghentikan sementara pencarian untuk melakukan evaluasi," kata Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XI Merauke Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana, Rabu (12/2/2014).

Adapun Kepala Operasi Badan SAR Nasional Merauke Suparman mengatakan, instansinya tak turut melakukan pencarian meski mendapatkan laporan yang sama soal hilangnya lima nelayan itu karena tak mendapat izin dari Badan SAR Nasional Pusat.

"Setelah kami memetakan lokasi tenggelamnya lima orang nelayan tersebut, berada sekitar 7 mil atau sekitar 12 kilometer memasuki wilayah PNG. Karena tidak ada jaminan keselamatan, kami tidak diizinkan melakukan pencarian," ungkap Suparman melalui telepon selulernya, Rabu.

Untuk mendapat perizinan memasuki wilayah perairan PNG, Suparman mengatakan telah berkoordinasi dengan Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Provinsi Papua Suzana Wanggai, tetapi hingga Rabu malam belum mendapat kepastian perizinan.

"Tadi siang kami sudah berkomunikasi dengan Ibu Suzana, yang mengatakan bahwa mulai besok (Kamis, 13/2/2014) kami sudah bisa melakukan pencarian. Tapi, dia belum memberikan jaminan operasi pencarian kami mendapat pengawalan dari tentara perbatasan PNG," jelas Suparman.

Jalur diplomatik

Pejabat lintas otoritas telah bertemu untuk mencari solusi atas kendala perizinan terkait batas wilayah negara dalam upaya pencarian lima nelayan asal Merauke ini. Pertemuan digelar Selasa (11/2/2014), melibatkan Polda Papua, Kodam XVII Cenderawasih, Pemerintah Provinsi Papua, dan instansi lain.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Sulistio Pudjo mengatakan, pertemuan menyepakati salah satu upaya yang akan ditempuh, yaitu koordinasi melalui jalur Border Liaison Mechanism (BLM) dengan Western Province, PNG, yang adalah tetangga Kabupaten Merauke. "Karena kuat dugaan kelima nelayan terdampar di wilayah tersebut," kata Pudjo.

Terkait insiden penyerangan terhadap 10 nelayan asal Merauke yang berstatus pelintas batas, menurut Pudjo, penyelesaian kasus tersebut akan diselesaikan melalui jalur diplomatik. "Pencarian akan terus dilakukan, minimal akan mengurangi rasa kehilangan dan kemarahan warga di perbatasan dengan insiden yang menimpa keluarga mereka," terang Pudjo.

Seperti diberitakan sebelumnya, diduga tentara PNG telah membakar speed boat yang mengangkut 10 nelayan pelintas batas asal Merauke, Kamis (6/2/2014). Saat berusaha berenang menyelamatkan diri setelah speed boat mereka dibakar tentara PNG, lima nelayan hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com