Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura-Indonesia Memanas, Ridwan Kaji Ulang Sekolahkan Kadis

Kompas.com - 12/02/2014, 20:49 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengaku akan mengkaji lebih jauh program pengiriman 60 kepala dinas dan kepala bidang untuk belajar tata kota di Singapura. Pasalnya, hubungan Indonesia dan Singapura tengah memanas akibat protes Singapura terhadap penamaan KRI Usman-Harun.

"Nanti saya minta arahan dulu, itu mah masalah politik internasional. Apakah nantinya mempengaruhi rencana kota-kota bekerja sama (dengan Singapura). Ini multidimensi sekali, nggak kaya dengan Australia," ujar pria yang akrab disapa Emil ini di Bandung, Rabu (12/2/2014).

Kendati demikian, Emil memberikan dukungan penuh keputusan pemerintah untuk mengabadikan Usman-Harun menjadi nama KRI. "Karena memang Usman-Harun ini adalah tentara yang dikirim ke Singapura atas perintah Presiden Soekarno untuk kepentingan negara pada masa perjuangan. Mungkin saya kira wajar, karena objeknya ada di Singapura tentu selalu ada dua sisi," bebernya.

"Kalau terkait dengan Pemda akan kita kaji, saya konsultasikan dulu. Tapi folow up masih terus dilakukan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil bakal terbang ke Singapura dalam waktu dekat ini. Kepergian pria yang akrab disapa Emil ini adalah untuk menandatangani MoU kerja sama pendidikan untuk para pejabat Pemkot Bandung.

"Kita (Pemkot Bandung) akan menandatangani MoU pendidikan. Bisa training bisa sekolah untuk Kepala dinas dan kabid terbaik," kata Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastu Kencana, Kota Bandung, Senin (10/2/2014).

Lebih lanjut Emil menjelaskan, selain sekolah dan training, para kepala dinas dan kabid yang dikirim ke Singapura akan belajar tentang cara mengelola dan membangun kota di negara maju. "Mereka magang dengan departemen-departemen tata kota di Singapura," terangnya.

Keberangkatannya, kata Emil, akan dibagi dalam empat kloter. Menurutnya, hal tersebut agar pelayanan di Pemkot Bandung tidak banyak terganggu. "Ada 60 orang (berangkat). Soalnya kalau semua pergi kan pelayanan repot," tuturnya.

Sepulangnya menuntut ilmu di negeri tetangga untuk lama waktu yang belum ditentukan oleh Pemkot Bandung, Emil berharap para kepala dinas dan kabid tersebut bisa lebih modern dalam membangun kota Bandung.

"Supaya pintar, biar tahu di negara maju bagaimana mengurusi jalan ngurusi taman dan sebagainya. Jadi sifatnya dimagangkan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com