Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Terus Terjadi di Timika, Polisi Minta Warga Menahan Diri

Kompas.com - 12/02/2014, 05:52 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com — Dua kelompok warga asal Maluku Tenggara yang bermukim di Kota Timika, Mimika, Papua, kembali terlibat bentrokan, Selasa (11/2/2014) petang. Korban luka pun berjatuhan. Kepolisian meminta warga yang terlibat bentrok untuk sama-sama menahan diri.

"Sebanyak 28 orang terluka dari kedua kelompok, yang sebagian besar terkena panah. Mereka dirawat di dua rumah sakit berbeda, RS Mitra Masyarakat dan RSUD Mimika, untuk menghindari keributan," ungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Kombes Sulistio Pudjo, Selasa.

Pudjo mengatakan bentrokan terjadi sekitar pukul 15.00 WIT, ketika 50-an warga Kampung Bombay dari Jalan Pattimura bersenjata parang, panah wayar, tombak, dan senapan angin menyerang warga Kampung Holat di Gang Konro, Jalan Yos Sudarso, Timika.

Bentrok berlangsung sekitar satu jam, sebelum akhirnya dibubarkan paksa oleh 200-an personel gabungan dari Dalmas Polres Mimika, dibantu anggota Brimob Detasemen B Timika dan TNI yang datang ke lokasi bentrokan.

Untuk menghindari bentrok susulan, sejumlah aparat kepolisian dibantu anggota Brimob Detasemen B Timika, yang bersenjata lengkap dan kendaraan taktis Baracuda, disiagakan di antara permukiman kedua kelompok warga bertikai.

Menurut Pudjo, pertikaian dua kelompok warga asal Maluku Tenggara, yakni warga Kampung Holat dan Kampung Bombay, berawal dari terbunuhnya Petrus, tokoh masyarakat Kampung Bombay di rumahnya di Jalur 8, Jalan Pattimura, Timika, Minggu (9/2/2014).

Upaya mediasi kedua kelompok warga yang dilakukan Kapolres Mimika AKBP Jermias Rontini bersama Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Rafles Manurung, Senin (10/2/2014) kemarin, tidak membuahkan hasil. Pudjo mengatakan upaya negosiasi tetap terus diupayakan, melibatkan tokoh masyarakat asal Maluku Tenggara.

Pudjo mengaku khawatir pertikaian kedua kelompok yang berlarut akan berdampak ke kampung asal mereka di Maluku Tenggara selain mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Timika. "Kami berharap warga kedua kelompok bertikai bisa menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus pembunuhan Petrus, tokoh masyarakat Kampung Bombay, kepada aparat kepolisian," kata dia.

Bentrok antara kelompok warga dari dua kampung berbeda asal Maluku Tenggara sudah beberapa kali terjadi di Timika, sejak 2011. Meski selalu berhasil didamaikan oleh aparat kepolisian dibantu TNI, kesepakatan sering dilanggar oleh kedua belah pihak sehingga memicu terjadi pertikaian lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com