Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Es Batu "Nyaleg" demi Perjuangkan Kaum Buruh

Kompas.com - 07/02/2014, 15:27 WIB
Kontributor Garut, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com — Seorang penjual es batu di Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, mencalonkan diri sebagai legislator melalui Partai Nasdem.

Dengan slogan "muda, mumpuni, mengabdi", dia maju dari Daerah Pemilihan Semarang 2, yang yang meliputi Kecamatan Pringapus, Bawen, dan Tuntang.

Arie Munanto sehari-hari berkeliling menyetorkan es batu ke sejumlah warung di kawasan pabrik di Pringapus. Pekerjaan itu dilakoninya sejak empat tahun lalu pasca-dirinya di-PHK salah satu perusahaan tekstil di Ungaran.

"Tapi sudah satu bulan ini tidak jualan karena musim hujan," kata Munanto, kepada Kompas.com, Jumat (7/2/2014) siang.

Meski modalnya cekak, bapak dua anak ini tetap optimistis dapat meraih kursi di DPRD Kabupaten Semarang. Ia mengaku modal kampanye yang sudah dikeluarkannya tak lebih dari Rp 3 juta.

"Setiap hari saya datangi minimal 15 sampai 20 rumah. Sampai saat ini habis tiga jutaan untuk mencetak stiker, kartu nama, dan kalender. Saya sampaikan apa adanya ke mereka kalau saya tidak bisa ngasih apa-apa," jelasnya.

Perjuangan Munanto untuk menjadi legislator tergolong berat. Selain tak punya modal finansial yang bagus, partai menempatkannya di nomor urut 7. Meski demikian, dengan latar belakang sebagai aktivis buruh, Munanto mengaku jaringannya di serikat buruh akan menyumbang suara terbesar untuknya.

"Kita saling mendukung. Sudah ada semacam konsensus, membagi peran dengan teman-teman. Mereka advokasi di luar, saya yang mengawal di dalam," terangnya.

Motivasi Munanto maju sebagai calon legislator diakuinya berangkat dari permasalahan buruh di Kabupaten Semarang yang belum banyak terselesaikan. Perjuangan buruh ketika berhadapan dengan korporasi dan regulasi pengaturan upah seperti membentur tembok.

"Semua kebijakan perburuhan itu kebijakan politik. Ketika kita demo, membawa banyak konsep. Begitu kita pulang, kita tidak tahu di dalam dibahas atau tidak. Kesimpulannya kita harus masuk sistem," ujar Munanto yang istrinya juga seorang buruh pabrik garmen di Semarang ini.

Di balik semangat Munanto mengejar mimpi sebagai legislator, ia menyadari banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah calon petahana yang sudah mempunyai jaringan dan banyak modal.

"Sudah banyak gambar dan baliho saya yang dirusak. Tapi itu malah menyemangati saya bahwa seorang Munanto ternyata diperhitungkan oleh mereka," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com