Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

300 Hotel di Bandung Siap Tampilkan Pengamen Jalanan

Kompas.com - 05/02/2014, 05:57 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Tak kurang dari 300 hotel di Kota Bandung, Jawa Barat, yang berada di bawah naungan Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, siap menampilkan pengamen jalanan Kota Bandung.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil merekomendasikan kepada semua pengusaha hotel dan restoran agar menampilkan pengamen jalanan Kota Bandung yang diyakininya memiliki suara merdu dan kemampuan bermusik dalam menghibur para pengunjung.

"Itu belum termasuk restoran karena belum dikonsolidasikan. Kalau hotel, sudah konsolidasi dan sepakat," kata Ridwan, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/2/2014). Lebih lanjut dia menambahkan, PHRI dan Pemerintah Kota Bandung telah menunjuk dua kelompok pengasuh pengamen, yaitu KPJ dan Seniman Bangun Pagi, untuk menjadi kurator.

Kedua kelompok ini nantinya yang akan memilih pengamen yang pantas untuk tampil di hadapan pengunjung hotel. "Jadi yang modal tutup botol atau modal maksa tidak akan lulus. Ini dilakukan supaya hotel juga bisa menerima kualitas musikalitas pengamen. Seperti 'Pengamen Idol' saja," ujar Ridwan.

Jika telah terpilih, maka pengamen-pengamen berkualitas yang pantas untuk tampil di hotel-hotel itu akan langsung dibayar tanpa perantara. "Langsung disewa sesuai perjanjian dan kemampuan hotel. Saya tidak ikut campur," kata Ridwan.

"Seburuk-buruknya, kalau memang sama saja pendapatannya, minimal tidak harus panas-panasan di jalanan," kata Ridwan. Dia melakukan upaya tersebut untuk menyejahterakan warga Kota Bandung, terutama kaum marjinal dengan basis ekonomi kerakyatan kreatif.

Untuk pemerataan ekonomi itu, kata Ridwan, dia mengimbau pengusaha hotel membuka pintu untuk kaum marjinal yang juga berusaha mencukupi kebutuhan ekonomi dari sektor pariwisata.

"(Selama ini) ada sekitar 6 juta wisatawan per tahun yang menghasilkan minimal Rp 6 triliun, tapi larinya hanya ke pengusaha kaya, sementara masyarakat bawah ketiban macetnya saja," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com