Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPA Sampah di Bengkulu Mengandung 30.000 Watt Listrik

Kompas.com - 04/02/2014, 20:43 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com - Provinsi Bengkulu mengembangkan energi listrik dari sampah dan tinja yang dapat menghasilkan gas metan sebagai pengganti solar atau bahan bakar lainnya pada 2014.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bengkulu, Iskandar ZO mengemukakan, riset pengembangan listrik dengan bahan baku sampah dan tinja telah dilakukan pada 2013 bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Pada 2014 proyek percontohan dan pengujian akan dilakukan di beberapa pesantren. Gubernur dan DPRD telah mengalokasikan anggaran di APBD tahun ini," kata Iskandar ZO, Selasa (4/2/2014).

Dia menjelaskan, hasil riset BLH dan LIPI menemukan terdapat 30.000 watt listrik yang terkandung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Air Sebakul, Kota Bengkulu. Kandungan energi listrik itu dapat digunakan selama 30 tahun. Kandungan tersebut dihitung berdasarkan luasan lahan dan jumlah tutupan sampah di lokasi TPA selama beberapa tahun dengan memanfaatkan gas metan sebagai bahan dasar pengganti solar untuk menghasilkan energi listrik.

"Ini merupakan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kota Bengkulu. Gubernur telah mengirimkan surat ke masing-masing kepala daerah kabupaten/kota agar potensi gas metan pada TPA dapat dimanfaatkan untuk energi alternatif," papar dia.

Pemanfaatan gas metan dari hasil sampah di TPA, menurut dia, dapat mengurangi pelepasan gas karbon. Selain itu, kata dia, teknologi itu akan dapat mengurangi efek rumah kaca yang menjadi ancaman bagi bumi. Investasi energi di bidang ini pun, menurut Iskandar, tak membutuhkan biaya tinggi, hanya sekitar Rp 1,6 miliar. Dan, proyek ini bekerjasama dengan LIPI.

Selain memanfaatkan gas metan dari hasil tumpukan sampah di TPA, Bengkulu juga merencanakan pemanfaatan energi alternatif yang dihasilkan dari tinja dan kotoran sapi.

"Teknologi pemanfaatan kotoran manusia dan sapi dari septik tank untuk bahan bakar pengganti gas akan segera dilakukan juga pada 2014. Sebagai percontohan, beberapa pesantren akan diterapkan dengan teknologi tersebut," jelas Zulkarnain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com