Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mamuju, Petugas Satpol PP "Bertarung" Lawan Sapi Liar

Kompas.com - 04/02/2014, 10:09 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAMUJU UTARA, KOMPAS.com — Menyaksikan aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan penertiban di gubuk-gubuk liar atau warung remang-remang serta pedagang kaki lima merupakan hal yang sudah biasa.

Tetapi, bagaimana jika petugas Satpol PP harus bertarung di jalan melawan sapi liar? Tentu kondisi itu tak lazim dan sangatlah berisiko. Jika salah perhitungan, bukan tak mungkin petugas Satpol PP tersebut akan menjadi korban.

Namun, tugas inilah yang ternyata harus dihadapi oleh aparat Satpol PP di Mamuju, Sulawesi Barat. Sejak sebulan terakhir, demi menertibkan arus lalu lintas dari lalu lalang hewan ternak, semacam sapi, kerbau dan kambing, para petugas Satpol PP harus terjun langsung berhadapan dengan hewan-hewan tersebut.

Menangkap kambing mungkin relatif lebih mudah, tapi tidak demikian jika mereka harus menangkap sapi. Tentu hal itu bukanlah perkara yang gampang. Petugas harus berjuang sekuat tenaga dan teknik tersendiri demi menjinakkan sapi sebelum bisa dibawa ke tempat penampungan.

Sejak Perda Nomor 3 Tahun 2010 tentang Penertiban Ternak mulai diberlakukan, tak sedikit petugas Satpol PP yang mengalami kecelakaan saat bertarung menangkap ternak liar tersebut.

Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa menegaskan, penertiban ternak liar yang mengancam keselamatan pengguna jalan akan terus digencarkan sampai semua sapi yang dilepas bebas pemiliknya ditangkapi dan dibawa ke tempat penampungan.

"Sapi yang tertangkap kembali akan langsung dikenai denda. Dan jika dalam sepekan tak diambil dan tidak ditebus pemiliknya, maka langsung dijual," ujar Agus. Hasil penjualannya akan menjadi kas milik negara.

Dia menegaskan, tak ada lagi keringanan bagi warga yang sapinya ditangkap petugas. Pemilik sapi akan langsung dikenai sanksi berupa denda Rp 50.000 per ekor kambing dan Rp 100.000 untuk per ekor sapi atau kerbau.

Meski sosialisasi penertiban ternak sudah dua tahun berjalan, hingga kini pemilik ternak tetap saja membandel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com