Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Vulkanik Gunung Kelud Terus Meningkat

Kompas.com - 03/02/2014, 17:18 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com — Aktivitas kegempaan Gunung Kelud di Jawa Timur terus meningkat sejak tiga hari terakhir. Pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus melakukan pemantauan intensif pada gunung yang terletak di perbatasan tiga daerah Jawa Timur tersebut.

Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, pada 31 Januari lalu terekam sebanyak 53 kali gempa vulkanik dangkal, dan pada 2 Februari meningkat menjadi 78 kali gempa. "Hari ini baru setengah hari atau 12 jam, sudah terekam 32 kali gempa vulkanik dangkal," katanya seusai menggelar pertemuan tertutup dengan pihak terkait Gunung Kelud di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Senin (3/2/2014).

Selain gempa vulkanik dangkal, suhu kawah Gunung Kelud juga mengalami peningkatan, tetapi belum mengalami perubahan data deformasi. "Kita akan pantau terus peningkatan aktivitasnya dengan sistem pemantauan dan peralatan yang maksimal," ujarnya.

Hari ini, kata Hendra, PVMBG juga mendatangkan penambahan alat pemantau aktivitas gunung yang memiliki sifat letusan eksplosif itu, masing-masing satu unit stasiun seismometer, dan sebuah electronic distance measurement (EDM). Peralatan itu menambah alat yang sebelumnya sudah ada yakni empat unit stasiun seismik, satu unit stasiun seismometer, dan satu unit stasiun suhu.

Sejak Minggu (2/2/2014) pagi, status gunung api setinggi 1.731 Mdpl itu dinaikkan dari normal menjadi waspada. Atas status tersebut, destinasi wisata gunung api di perbatasan Kabupaten Blitar, Malang, dan Kediri itu ditutup, karena dua kilometer dari pusat gunung harus steril.

Letusan Kelud dahsyat tercatat pada tahun 1919 yang menyebabkan sebanyak 5.160 jiwa meninggal. Selain itu, Kelud juga pernah meletus hebat pada tahun 1990. Saat itu letusan terjadi hingga 45 hari. Terakhir, aktivitas Kelud meningkat pada 2007 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com