Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Tambah Alat Pemantau Aktivitas Gunung Kelud

Kompas.com - 03/02/2014, 16:24 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menambah kekuatan peralatan untuk memaksimalkan pemantauan aktivitas Gunung Kelud. Selain menambah peralatan, sistem kerja peralatan tersebut juga diperbaiki.

Saat ini, di lokasi Gunung Kelud terpasang empat unit stasiun seismik, satu unit stasiun seismometer, dan satu unit stasiun suhu. Yang akan didatangkan adalah satu unit stasiun seismometer, dan sebuah Electronic Distance Measurement (EDM).

Penambahan peralatan itu dinilai mendesak agar kinerja alat-alat yang ada menjadi lebih maksimal untuk melaporkan aktivitas gunung Kelud.

"Dengan EDM, akan dapat dipantau secara akurat, perubahan bentuk gunung," kata Kabid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Hendra Gunawan, usai menggelar pertemuan tertutup dengan pihak terkait Gunung Kelud di kantor BPBD Jatim, Senin (3/2/2014).

Selain menambah alat pemantau aktivitas gunung, pihaknya juga akan mengeveluasi sistem kerja peralatan tersebut. "Jika masih ada yang berfungsi kurang maksimal, akan disempurnakan dan diperbaiki," tambahnya.

Sejak Minggu (2/2/2014) pagi, status gunung api setinggi 1.731 mdpl itu dinaikkan dari Normal menjadi Waspada. Atas status tersebut, destinasi wisata gunung api di perbatasan Kabupaten Blitar, Malang, dan Kediri itu ditutup.

Gunung Kelud merupakan gunung api dengan letusan terdasyat, karena termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang waktu yang relatif pendek (9-25 tahun).

Letusan Kelud dasyat tercatat pada tahun 1919 yang menyebabkan sebanyak 5.160 jiwa meninggal. Selain itu, Kelud juga pernah meletus hebat pada tahun 1990. Saat itu letusan terjadi hingga 45 hari. Terakhir, aktivitas Kelud meningkat pada 2007 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com