Para guru mengaji itu menyampaikan aspirasinya di halaman Kantor Bupati Kediri, Jalan Soekarno Hatta. Pendemo yang datang menumpang lima truk bak terbuka ini, juga melengkapi diri dengan poster yang berisi tuntutan mereka.
Ratusan guru yang menamakan diri Forum Pengurus Guru Diniyah Indonesia itu memprotes keterlambatan pencairan dana operasional dan honor dari Pemkab Kediri. Mereka kecewa karena keterlambatan itu sering terjadi. Bahkan untuk tahun 2013 kemarin, sama sekali belum dibayarkan.
"Jumlahnya totalnya mencapai Rp 7,1 miliar dalam dua kali pencairan. Di Kabupaten Kediri ada sekitar 5.600 guru madin," kata Samsul Huda, koordinator aksi.
Dana sejumlah itu, Samsul menambahkan, dibagikan kepada sekitar 600 lembaga madin di seluruh Kabupaten Kediri. Setiap lembaga menerima antara Rp 4.960.000 hingga Rp 9.500.000. "Tiap lembaga bisa berbeda-beda tergantung jumlah santrinya," imbuhnya.
Namun demikian, aksi itu tidak mendapat respons dari pihak pemerintah. Sehingga membuat mereka tetap menduduki halaman Kantor Bupati. "Mereka (pemerintah) tanpa alasan yang jelas tidak menerima kami," kata Samsul.
Setelah beberapa lama aksi, para pendemo hanya ditemui oleh Wakapolres Kediri, Kompol Alfan. Usai mendapat penjelasan dari kepolisian, pendemo akhirnya membubarkan diri. "Jika tetap tidak ada tanggapan, kami akan datang kembali membawa massa 10 kali lipat," pungkas Samsul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.