Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian Korban Tambang Meledak di Sawahlunto Masih Berlanjut

Kompas.com - 28/01/2014, 07:00 WIB
SAWAHLUNTO, KOMPAS.com — Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Kepolisian Resor Sawahlunto masih berupaya mencari empat korban yang diduga tertimbun di dalam terowongan tambang di kawasan Perambahan Dusun Data Gulandi Desa Batu, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.

"Pencarian atau evakuasi korban tertimbun masih tetap dilakukan. Jadi, tidak ada penghentian oleh Basarnas," kata Kapolres Kota Sawahlunto AKBP Moehammad Syafrial, saat dihubungi dari Padang, Selasa (28/1/2014). Tambang tersebut meledak pada Jumat (24/1/2014).

Menurut Syafrial, lubang terowongan yang tertutup akibat ledakan baru tergali sekitar 15 meter dari luar terowongan. "Korban tertimbun reruntuhan diperkirakan berada sekitar 90 meter dari luar terowongan dari panjang terowongan berjarak sekitar 120 meter," ujar dia.

Selain melakukan pengeboran lubang terowongan untuk evakuasi korban tertimbun tersebut, lanjut Syafrial, tim SAR juga melakukan pemasangan blower guna mengurangi tekanan gas metana yang ada di dalam terowongan tambang milik PT Dasrat Sarana Arang Sejati.

Bersamaan dengan proses evakuasi, kata Syafrial, tiga saksi telah dimintai keterangan terkait ledakan yang terjadi dalam terowongan tambang batubara itu. Ledakan tersebut telah menewaskan satu pekerja dan empat pekerja lain diperkirakan masih terjebak di dalam terowongan.

"Tiga orang saksi yang diperiksa petugas merupakan pekerja tambang yang berada ketika kejadian tambang meledak," kata Syafrial. Menurut keterangan sementara para saksi, ujar dia, ledakan terjadi saat para pekerja sedang memperbaiki blower di dalam terowongan. "Saat perbaikan ada percikan api dan memicu ledakan di terowongan."

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat Yazid Fadli menyatakan, tim SAR gabungan saat ini sedang membuat lubang baru untuk mengeluarkan gas metana dari dalam tambang. "Gas metana dalam lubang tambang terus meningkat, sedangkan korban harus dikeluarkan," ujar Yazid, Senin (27/1/2014).

Menurut Yazid, cara yang dilakukan adalah membuat lubang baru untuk memasang blower guna menyedot keluar gas tersebut dari dalam tambang. Dia mengatakan, keberadaan gas metana menyulitkan evakuasi para korban meski tim SAR sudah memakai masker oksigen. "Kalau dipaksakan, bisa memakan korban jiwa yang baru, apalagi di lubang itu masih ada reruntuhan batu sehingga tim harus kerja ekstra," imbuh Yazid.

Belum ada penetapan batas waktu pencarian korban meski harus menghadapi medan yang sulit dalam evakuasi di dalam terowongan tambang. "Kami ingin korban harus dievakuasi, semoga saja dalam waktu satu minggu berhasil ditemukan," jelas Yazid Fadli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com