Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okta, Penyandang Cacat Peraih Emas di APG 2014

Kompas.com - 24/01/2014, 15:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Memiliki keterbatasan fisik tidak menghalangi Dwi Oktaviani (34), warga Gelangan, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah, untuk mengukir prestasi. Perempuan ini mampu menyabet medali emas pada ajang ASEAN Para Games (APG) 2014, Myanmar, 11-22 Januari lalu.  

Dalam pesta olahraga para difabel negara-negara Asia Tenggara itu, Okta, panggilan akrabnya, mendulang emas pada cabang lempar cakram setelah berhasil menaklukkan atlet tuan rumah, Myanmar.

Okta dianggap lawan terberat oleh atlet-atlet lainnya. Baginya, inilah pencapaian terbesar sepanjang berkiprah sebagai atlet difabel profesional. Tentu dengan perjuangan yang tidak mudah. Sebelumnya, perempuan kelahiran 7 Oktober 1980 ini meraih perak pada kejuaraan yang sama di Solo, Jawa Tengah, pada 2011 lalu.

"Tentu ini cukup membanggakan, saya sangat bersyukur," ucap Okta terharu saat ditemui Kompas.com, Kamis (23/1/2014).

Okta yang memiliki kelainan pada kakinya itu bercerita, sejak kecil ia memang gemar dengan olahraga cakram dan tolak peluru. Sebelum masuk Pelatnas, dirinya sering dilatih dan dididik oleh ayahnya. Setelah masuk Pelatnas pun ia selalu mendapat motivasi dari ayahnya yang merupakan purnawirawan TNI.

"Ayah mendidik saya keras, bahkan kalau saya mengeluh malah dimarahi. Tetapi, saya tahu maksud ayah baik demi kemajuan saya sendiri dan itu terbukti," ujar Okta.

Pada September 2013, dirinya menjalani pemusatan latihan di Solo sebelum bertarung di Myanmar. Ia menjalani dengan penuh semangat selama latihan, begitu juga saat tiba di Myanmar. Namun, cuaca di Myanmar yang sangat dingin ketika itu membuat Okta harus ekstrakeras berlatih. Bahkan Okta sempat jatuh sakit beberapa hari menjelang pertandingan. Kendati demikian, hal itu tidak membuat Okta putus asa, bahkan ia mampu bertanding dengan maksimal dan juara.

"Sempat ada rasa pesimistis, tapi kembali saya bertekad bahwa saya harus melakukan yang terbaik," tutur Okta.

Bercita-cita jadi PNS

Meski mampu mengukir prestasi membanggakan di bidang olahraga, Okta tak bercita-cita menjadi atlet profesional selamanya. Ia justru ingin berkarier sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Okta berujar, olahraga profesional yang ia geluti selama ini hanyalah sebagai "batu loncatan". Sebab, tidak mudah bisa menembus PNS melalui jalur normal untuk penyandang difabel seperti dirinya.

“Jujur saya juga ingin punya masa depan seperti orang-orang normal, tapi itu tidak mudah, makanya melalui prestasi olahraga seperti inilah saya berharap cita-cita saya bisa terwujud," tutur Okta.

Okta berharap Pemerintah Kota Magelang bisa lebih memberi perhatian kepada atlet-atlet seperti dirinya. Sebab, sejauh ini apresiasi pihak Pemkot masih dinilai kurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com