"Iya ini untuk kita bagikan buat mereka di posko-posko. Hanya ini yang bisa kami bantu," ujar Tresje, warga Modoinding, Minahasa Selatan.
Tresje memimpin sekitar 10 orang dari sebuah jemaat di Modoinding. Mereka membawa hasil kebun berupa kol, wortel, kentang, dan rempah-rempah. Mereka mengaku tergerak secara spontan membantu warga Manado yang terkena banjir bandang.
Selain dari Minahasa Selatan, warga dari berbagai daerah lainnya juga datang ke Manado. Sekelompok relawan dari Minahasa Utara mengaku sudah selama tiga hari belakangan datang ke Manado. Mereka turun ke wilayah-wilayah yang terkena banjir, membantu warga mengangkat sampah dan membersihkan lumpur.
Aksi solidaritas kelompok masyarakat itu membuat warga korban bencana terharu. "Ternyata budaya mapalus (gotong royong) di tanah Minahasa belum pudar. Kami merasa sangat terbantu. Mereka peduli dan membuat kami terharu," ujar Altje, warga Tikala.
Aksi solidaritas itu juga ditunjukkan warga dari Tomohon, Bitung, bahkan Bolaang Mongondow.
Kini sepekan setelah bencana, Kota Manado mulai bergeliat. Walau puing-puing akibat terjangan banjir bandang pada Rabu (15/1/2014) masih berserakan dan terlihat di sana-sini, warga mulai menunjukkan aktivitasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.