Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Surabaya Kerap Bawa Senapan Angin ke Hutan

Kompas.com - 21/01/2014, 20:12 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis


PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Isnaini Ramdhoni (31) ditangkap Densus 88 Polri di Surabaya, Selasa (21/1/2014). Terduga teroris itu adalah warga Kelurahan Kebonsari Kulon, Kanigaran, Kota Probolinggo.

Rumah orangtua Ramdhoni dijaga ketat aparat Polres Probolinggo Kota bersenjata lengkap dan dibantu anggota TNI. Selain menjaga rumah Isnaini, polisi juga menyisir rumah yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Gang Kemiri 51, RT 1 RW 15. Pada pukul 01.00 WIB dini hari, rumah tersebut terlihat lengang dan sepi.

Ibu dari Isnaini, Siti Kholifah, sudah meninggalkan rumah sekitar pukul 12.30 WIB sebelum polisi tiba di lokasi. Irfan, kakak Isnaini, dikabarkan sudah menjemput Siti. Rumah sederhana ini terlihat tertutup rapat.

Abu Hasan (56), kerabat Isnaini, mengaku tak percaya jika keponakannya itu ditangkap karena diduga teroris. Menurutnya, ia sempat melihat Isnaini pulang ke rumahnya pada pertengahan Desember 2013 lalu. Ia seakan sedang berpamitan kepada ibunya, Siti Kholifah (55).

Tak hanya itu, Abu Hasan juga pernah melihat Isnaini bersama empat temannya pergi ke tengah hutan. Mereka membawa senapan angin dengan alasan latihan.

Ketua RT 01, Kelurahan Kebonsari Kulon, Sutam, menjelaskan, biasanya Isnaini bersama teman-temannya yang memakai celana di atas mata kaki itu pergi ke hutan sambil membawa tiga hingga empat senapan.

Kabar penangkapan Isnaini pun menarik perhatian ratusan warga untuk mendatangi rumahnya di Kebonsari. Sejumlah warga mengaku kaget Isnaini ditangkap lantaran terduga anggota kelompok jaringan teroris yang memiliki rencana melakukan pengeboman di sejumlah tempat di Surabaya.

"Saya tidak menyangka kalau dia itu teroris. Dia kan tukang cukur," kata Ahmad, tetangga Isnaini.

Menurutnya, selama ini, warga tidak pernah memiliki kecurigaan terhadap pria yang mempunyai dua orang anak tersebut dan seorang istri yang tengah hamil empat bulan itu.

"Dia bersikap dan bergaul biasa-biasa saja. Warga tidak menaruh rasa curiga. Kan dia memang kelahiran Kota Probolinggo. Sejak pertengahan tahun 2013, dia tak pernah kelihatan dan tempat potong rambutnya juga tutup," kata Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com