Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Sinabung: Ke Mana Kami Harus Kembali?

Kompas.com - 21/01/2014, 08:56 WIB
Indra Akuntono

Penulis


SINABUNG, KOMPAS.com - Lebih dari dua bulan warga di sekitar Gunung Sinabung tinggal di pengungsian. Rumah tak bisa lagi ditinggali, tempat berladang rusak akibat debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung. Tak ada lagi tempat mencari penghasilan tetap. Rumah yang dibangun hasil menabung bertahun-tahun seketika lenyap. Beberapa rumah bahkan ambruk akibat tak mampu menahan tumpukan debu yang setiap hari semakin menebal. Harta benda di dalamnya ikut terkubur.

"Kondisi kami sekarang sudah rusak semuanya," kata Lista Brukaro (28), saat ditemui di posko pengungsian di Gereja Paroki St Petrus-St Paulus, Kecamatan Kaban Jahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (20/1/2014) malam.

KOMPAS.com/Indra Akuntono Pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kecamatan Kanan Jahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (20/1/2014).
Lista adalah warga Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Rumahnya berjarak sekitar 3,3 kilometer dari Gunung Sinabung. Selama lebih dari dua bulan ia tinggal di pengungsian bersama keluarganya. Sehari-hari, ia tidur di sebuah tenda besar bersama ratusan pengungsi perempuan lain, termasuk putrinya yang berusia 3,5 tahun, dan ibu kandungnya, Cinta BR Sembiring (68). Suaminya tinggal di tenda pengungsi khusus laki-laki, persis di sebelah tendanya.

Ke mana harus kembali?

Sehari-harinya, sebelum erupsi Sinabung, roda ekonomi keluarga Lista ditopang dari hasil tani. Suaminya merupakan petani kopi, cabai, dan sayuran lainnya. Kini, semuanya lenyap. Sumber kehidupan tertimbun debu vulkanik. Tak ada lagi hasil tani yang dapat menghasilkan uang.

Selama mengungsi, suami Lista kerap diminta untuk menggarap ladang warga di sekitar pengungsian. Upah yang diperoleh digunakan untuk menutup kebutuhan yang tak tersedia di posko pengungsian, sisanya ditabung. Itu pun, kalau ada yang tersisa untuk ditabung.

Kebutuhan pengungsi di posko ini relatif terpenuhi dibandingkan posko lainnya. Lokasinya tak terlalu jauh dari Gedung DPRD Kabupaten Karo yang tak lain adalah posko utama, tempat pendistribusian bantuan. Sumber air bersih di posko ini juga terbilang cukup. Bagi Lista, hal yang paling membuatnya khawatir adalah saat Sinabung telah sembuh dari "batuknya", dan kembali ke kediamannya. Tak tahu harus kembali ke mana. Kondisi rumahnya tak memungkinkan untuk ditinggali. Ladang sebagai sumber mata pencaharian rusak dilibas abu vulkanik.

Hanya harapan yang menyemangatinya. Harapan akan ada bantuan untuk kembali membangun rumah dan ladangnya, serta jaminan dari pemerintah untuk kehidupan yang lebih baik setelah  mengungsi.

"Di tempat kami sudah enggak ada yang bisa diambil, kami lumpuh total. Kami cuma ingin setelah ini bisa dijamin hidup lebih baik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com