Di pelabuhan Kalbut, Desa Pencinan, Kecamatan Mangaran, ratusan perahu milik nelayan terlihat bersandar. Para nelayan juga hanya terlihat satu sampai dua orang, yang sesekali datang ke pelabuhan untuk menengok perahu mereka yang disandarkan.
“Sejak hari Rabu atau sepuluh hari lebih, warga sudah tidak melaut. Para nelayan takut karena anginnya sangat besar dan kadang-kadang terjadi hujan lebat yang datangnya tiba-tiba,” kata Rosidi, salah satu nelayan setempat.
Menurut Rosidi, cuaca ekstrem kali ini sudah cukup parah. Sebab di tengah lautan utara Kabupaten Situbondo, ombak besar telah mencapai ketinggian empat meter. Hal itulah yang membuat nelayan memilih untuk tidak melaut dan menghentikan sementara pencarian ikan.
“Kalau di pinggir, ombaknya memang dua meteran, tapi kalau di tengah laut sampai empat meter,” katanya.
Kehawatiran para nelayan juga dipicu oleh kejadian hilangnya tiga nelayan pekan lalu. Sehingga selama cuaca buruk masih berlangsung, mereka akan tetap memilih untuk menyandarkan perahunya dan tidak melaut.
Nelayan berharap cuaca buruk segera berakhir agar mereka bisa kembali melaut yang menjadi mata pencaharian paling utama. “Jelas tidak ada penghasilan, makanya kami harap cuacanya tidak tambah buruk dan cepat selesai,” harap Iskandar, seorang nelayan lain.
Petugas Kantor UPP Kelas III Kalbut (Syah Bandar), Azis Syamy mengatakan, pihaknya telah mengimbau kepada seluruh nelayan serta pemilik kapal-kapal jasa angkutan agar tidak memaksakan untuk melaut karena cuaca masih buruk.
“Demi keselamatan manusia, kami sudah mengimbau kepada nelayan, perusahaan atau pemilik pribadi kapal angkutan jasa agar tidak melaut. Karena saat ini angin sangat kencang dan ombak cukup besar,” katanya.
Dijelaskan, informasi dari BMKG Pusat membenarkan bahwa keadaan cuaca di laut masih buruk. Hal ini tidak hanya terjadi di Situbondo, tetapi juga di sejumlah perairan lain di Indonesia.
“Ombak besar dan ini biasanya akan berlangsung hingga bulan Februari mendatang,” tukas Azis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.