Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk Sebabkan Harga Ikan di Aceh Melambung

Kompas.com - 20/01/2014, 21:40 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis


BANDA ACEH, KOMPAS.com - Akibat angin kencang dan gelombang tinggi dalam sepekan terakhir, sejumlah nelayan di Banda Aceh dan Aceh Besar, tidak melaut. Mereka memilih beristirahat dan memperbaiki kapal dan jala yang rusak. Akibatnya harga ikan pun melonjak tinggi.

Di dermaga Lampulo, Banda Aceh, ratusan kapal ikan berukuran besar dan kecil tidak beraktivitas sejak sepekan terakhir. Panglima Laot Lhok Kreung Aceh, Tabrani mengatakan, berhentinya aktivitas melaut nelayan, karena tingginya gelombang laut dan nelayan tidak ingin mengambil resiko. Sebagai gantinya, para nelayan memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki perahu dan jala yang sobek karena tersangkut karang.

“Nelayan akan kembali melaut kalau situasi laut sudah normal, kalau saat ini memaksakan diri bisa berbahaya,” ujar Tabrani.

Saat ini, sebut Tabrani, tingginya ombak di laut yang mencapai di atas rata-rata yaitu 3 hingga 5 meter, selain berbahaya, tangkapan ikanpun sulit didapat. Terhentinya aktivitas nelayan juga berdampak pada naiknya harga ikan.

Di pasar tradisonal di Kota Banda Aceh, harga ikan naik hingga 100 persen dari harga normal. Untuk ikan tongkol ukuran sedang harganya mencapai Rp 50.000 per ekornya, padahal dua pekan sebelumnya hanya berkisar pada harga Rp 25.000.

“Memang mahal ikan sekarang, karena angin kencang, jadi nelayan tidak melaut, sehingga harganya naik, jenis ikannya pun tidak banyak,” sebut Baihaqi, seorang pedagang ikan di pasar ikan Peunayong Banda Aceh, Senin (20/1/2014).

Menurut Baihaqi, kenaikan harga ikan juga disebabkan banyak pasokan ikan yang didatangkan dari daerah lain seperti Kabupaten Pidie. “Sebagain ikan bukan dari Banda Aceh juga, makanya harganya juga jadi mahal,” katanya.

Warga pun mengeluhkan mahalnya harga ikan di pasar. Hermansyah, seorang warga di Banda Aceh mengaku terpaksa menunda aktivitas kenduri perayaan maulid di kediamannya karena harga ikan yang masih mahal.

“Kami secara keluarga akan mengadakan kenduri anak yatim sekaligus peringatan Maulid, tapi karena harga ikan masih mahal, mungkin ditunda awal bulan depan saja,” jelas Hermansyah.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Aceh merilis informasi yang menyebutkan gelombang laut di perairan Aceh mencapai ketinggian tiga hingga lima meter yang sangat beresiko bagi aktivitas pelayaran. BMKG juga mengimbau para nelayan untuk waspada dengan kondisi cuaca yang tidak menentu hingga sepekan ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com