Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian PU: Kaji Mendalam Wacana Sodetan Ciliwung-Cisadane

Kompas.com - 20/01/2014, 11:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Kementerian Pekerjaan Umum meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengkaji lebih dalam terkait rencana membuat sodetan antara Sungai Ciliwung ruas Bogor, Jawa Barat, dan Sungai Cisadane, Tangerang, Banten. Menurut Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU Hartanto, jangan sampai rencana tersebut merugikan salah satu pihak.

"Perlu dikaji lagi itu wacananya, karena rencana ini melibatkan dua provinsi," kata Hartanto kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (20/1/2014).

Hartanto mengatakan, tidak ada masalah apabila air dari Ciliwung dialihkan ke sungai lain di Jakarta. Namun, jika air dialirkan ke Tangerang, maka perlu komunikasi dengan berbagai pihak. Ia mengimbau pemimpin dua wilayah tersebut duduk bersama membicarakan konsep hingga masalah pembebasan lahan.

"Bicarakan bersama-sama bagaimana dampak dari sodetan tersebut, plus minusnya bagaimana, semua harus bisa dibicarakan. Menurut saya, yang terpenting sekarang peruntukan penegakan tata ruang," kata Hartanto.

Ia menjelaskan, jika wacana itu direalisasikan, jalur sodetan Ciliwung-Cisadane dimulai dari Kelurahan Ranggamekar, Katulampa, sampai Kelurahan Sukasari, Cisadane. Nantinya akan dibangun semacam terowongan dengan panjang sekitar 1 kilometer. Desain rute tersebut merupakan desain tahun 1997.

Menurut Hartanto, tak menutup kemungkinan terjadi perubahan rute sodetan. Sebab, penggunaan lahan saat ini dengan sejak pertama kali diwacanakan telah berbeda.

Sekadar informasi, hulu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane sama-sama dari daerah di Jawa Barat. Ciliwung mengalir dari Bogor melintasi Depok, dan berakhir di Jakarta. Adapun Cisadane mengalir hingga berakhir di Tangerang.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendorong pelaksanaan pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane segera direalisasikan. Pasalnya, sungai-sungai di Jakarta menanggung beban air berlebih dari area hulu. Oleh sebab itu, beban harus dikurangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com