Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Tahun Konflik Ambon, Warga Berkumpul di Gong Perdamaian

Kompas.com - 19/01/2014, 19:41 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com - Ratusan warga berkumpul di Monumen Gong Perdamaian Dunia di Ambon untuk mengenang pecahnya konflik kemanusiaan yang berkecamuk di kota itu 15 tahun silam, tepatnya pada 19 Januari 1999.

Sekitar 500 warga dari dua komunitas berbeda ini tumpah ruah di Monumen Tugu Gong Perdamaian Dunia sejak Minggu (19/1/2014) sore. Sebelumnya warga sempat mengikuti pawai keliling kota Ambon dengan becak dan sejumlah kendaraan lainnya.

Pada kegiatan itu, warga menampilkan berbagai pertunjukan seni, seperti puisi, perpaduan musik tradisional totobuang dan sawat, serta sejumlah tarian khas Maluku.

Penanggungjawab kegiatan, Jacky Manuputty, mengatakan, kegiatan yang dilakukan tersebut selain untuk mengenang 15 tahun pecahnya konflik kemanusiaan di Ambon, juga untuk membangkitkan rasa persaudaraan di Maluku.

“Ini kegiatan festival orang bersaudara. Kalau 19 Januari 1999 atau 15 tahun silam katong (kita) saling serang dan membakar, maka saat ini rebana dan tifa bermain sama-sama. Orang bersaudara berdendang bersama-sama lagi itu yang coba kita angkat lewat kegiatan ini,” ungkap Jacky.

Menurut Jacky, Festival Orang Basudara yang dimeriahkan dengan perpaduan musik sawat dan totobuang serta musik terompet dari gereja ini merupakan wujud persaudaraan yang sengaja ditunjukan kepada masyarakat di luar Maluku bahwa warga Ambon sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan.

“Musik sawat ada di wilayah Muslim dan totobuang di wilayah Kristen. Keduanya digabung bermain bersama-sama. Dan ini bukan baru pertama karena ini sudah dilakukan beberapa kali, kita ingin jadikan itu sebagai festival tahunan, dan kita ingin melalui musik ini kita bercerita dan berdialog untuk membangun perdamaian,” ujarnya.

Jacky menjelaskan, pascakonflik saat ini kondisi Ambon terus membaik dan itu harus terus didukung semua pihak.  ”Perkembangan terakhir di Kota Ambon sudah sangat baik dan itu harus didukung terus, ini prosesyang panjang untuk mengintegrasikan masyarakat, sebab kita sudah mewarisi hidup secara terpecah,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com