Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbujuk Gaji Rp 5 Juta, Lima Gadis Belia Dijual ke Malaysia

Kompas.com - 18/01/2014, 17:20 WIB
Ari Himawan Sarono

Penulis

BREBES, KOMPAS.com - Sebanyak lima remaja perempuan asal Desa Songgom, Brebes, Jawa Tengah, berhasil dipulangkan setelah menjadi korban perdagangan manusia, Sabtu (18/1/2014). Mereka adalah TL, IR, R, W, dan WI yang rata-rata masih berusia 17 tahun.

Para korban dijemput dari Semarang oleh petugas Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (BKBPP) Brebes, setelah mendapat laporan adanya warga yang menjadi korban penipuan yang akan dijanjikan ke luar negeri dengan iming-iming gaji besar.

Rini Pujiastuti, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak BKBPP Brebes, mengatakan, tertipunya para korban berawal dari bujuk rayu seorang calo yang menjanjikan bekerja ke Malaysia sebagai penata laksana rumah tangga dengan gaji Rp 4-5 juta per bulan.

Atas bujuk rayu sang calo, mereka berangkat dari rumah masing-masing pada Oktober 2013 dan menempati sebuah penampungan di Bandung, Jawa Barat.

"Mereka disekap di sebuah penampungan selama dua bulan, setelah itu diberangkatkan ke Medan pada akhir Desember 2013, dan saat akan menyeberang  Ke Malaysia, lewat Tanjung Balai mereka tertangkap oleh pihak imigrasi," kata Rini.

Rini menambahkan, saat akan menyeberang dan tertangkap pihak imigrasi Tanjung Balai mereka menggunakan visa palsu bersama penyalur tenaga kerja. Para korban sudah berusaha pulang saat di penampungan sebelum diberangkatkan, namun harus membayar sejumlah uang. "Ini sudah termasuk dalam human trafficking," kata dia.

Pihak BKBPP sendiri tidak mengizinkan pengambilan gambar kelima korban karena takut akan menjadi trauma. Rini melanjutkan, dalam bulan Januari 2014 pihaknya sudah menangani dua kasus trafficking yang dijanjikan akan bekerja ke luar negeri.

 
"Semoga tidak ada lagi korban-korban selanjutnya yang tergiur bekerja di luar negeri dengan cara illegal, masyarakat juga jangan cepat tergiur dengan tawaran calo yang menjanjikan kerja di luar negeri dengan cara illegal," tutup Rini.   
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com