Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Maulid, Warga Kendal Gelar Tradisi Bertukar Kue

Kompas.com - 14/01/2014, 09:53 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com — Di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, masih ada tradisi lama dalam menyambut maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi itu adalah memasang lampion atau warga menyebutnya "teng-tengan", di depan rumah.

Tradisi lainnya adalah ketuwih atau weh-wehan, yakni saling bertukar kue. Tradisi ini sudah ada sejak masa penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Kebiasaan ini merupakan bentuk ucapan syukur warga dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Makanan khas yang selalu ada pada tradisi ini adalah sumpil dan ketan beraneka warna. Menurut seorang warga Kaliwungu, Rikaniah, sumpil mengandung banyak arti dan makna, sedangkan ketan beraneka warna simbol rasa syukur dan bangga serta perekat tali silaturahim.

“Namun sekarang sudah berkembang, weh-wehan, tidak hanya sumpil saja sebagai makanannya, tetapi juga jajanan masa kini,” kata Rikaniah, Senin (13/1/2014).

Warga Kaliwungu lain, Sa’adah Zaenal, menjelaskan, weh-wehan mulai dilakukan seusai ashar hingga isya. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Ia berharap, tradisi weh-wehan tetap terus ada karena sebuah tradisi yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com