Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Enggano, Pulau Terluar Bengkulu yang Tak Diperhatikan

Kompas.com - 11/01/2014, 21:12 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com - Kepala Suku Enggano, Rafly Zen Kaitora mengkritik pemerintah yang selama puluhan tahun tidak memberi perhatian terhadap kondisi pulau terluar di Provinsi Bengkulu itu. Rusaknya infrastruktur hingga perusakan lingkungan dibiarkan.

 

"Jalan penghubung antar desa di Pulau Enggano rusak total sehingga anak-anak hendak sekolah atau warga hendak ke pelabuhan menuju Bengkulu menjadi terhambat, becek tak terawat sejak tahun 1982," kata Rafly, Sabtu (11/1/2014).

Selain persoalan jalan, ia juga mengeluhkan pembabatan hutan di pulau tersebut yang dilakukan oleh masyarakat pendatang. Pembabatan hutan itu dapat mengakibatkan kerusakan pulau.

Rafly juga mengkritik pembangunan pemerintah yang penggunaan material seperti batu karang dan pasir yang diambil dari pulau tersebut. Hal itu dapat mengakibatkan laju abrasi semakin cepat.

Akibat abrasi, kata dia, dua pulau di sekitar Enggano telah tenggelam, yakni Pulau Bangkai dan Pulau Satu. Jika tidak diperhatikan secara serius, Enggano dipastikan juga ikut tenggelam. 

"Abrasi per tahunnya di pulau ini sekitar satu meter. Apalagi kalau pasir dan batu karangnya diambil untuk pembangunan, sangat berbahaya," kata dia.

Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar yang terletak di Samudera Hindia dan berbatasan dengan India. Pulau Enggano memiliki luas sekitar 40 kilometer per segi dengan jumlah penduduk tidak kurang dari 300 jiwa.

Suku Enggano menurut penduduk setempat terbagi dalam enam kelompok, yaitu suku Kaitora, Kauno, Kaahua, Kaaruba, dan Kaharubi. Sementara masyarakat pendatang, oleh lima suku itu diberi nama Suku Kamay.

Untuk menuju Pulau Enggano dapat menggunakan kapal perintis atau feri dengan waktu tempuh sekitar satu malam mengarungi Samudra Hindia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com