Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP Dipaksa Belajar di Gedung Separuh Jadi

Kompas.com - 07/01/2014, 20:44 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com
– Gedung baru Sekolah Menengah Pertama Negeri 35 Samarinda, tepatnya di Jalan Pirus Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) hanya dibangun setengah jadi oleh kontraktor pembangunannya. Meski kondisinya tidak sempurna, gedung sekolah tetap dipakai aktivitas belajar mengajar oleh guru dan siswanya.

Wakil Kepala SMPN 35 Bidang Umum, Paulus menjelaskan, pembangunan yang tak tuntas itu karena masalah lahan yang masih simpang siur. Kontraktor yang dipercayakan pemerintah kota (pemkot) akhirnya meninggalkan proyeknya begitu saja.

“Terpaksa pihak sekolah harus menggunakan gedung yang masih baru separuh jadi ini, padahal tak layak digunakan sebagai tempat pembelajaran. Daripada kami harus mengajar menggunakan tenda, maka layak tidak layak, ya dipakai saja,” jelasnya, Selasa (7/1/2014).

Dijelaskan Pulus, agar ruangan belajar yang digunakan sedikit lebih layak, pihak sekolah dan siswa terpaksa bergotong royong membenahi gedung sekolah pada Jumat dan Sabtu (3-4/1/2014) lalu. Sehingga, pada hari Senin (6/1/2014), kegiatan belajar mengajar sudah bisa lancar dan efektif.

Meski demikian, siswa yang belajar tidak serta merta puas dengan kondisi yang ada. Mereka mengeluh dan tidak bisa berkonsentrasi belajar dengan gedung yang dipaksakan jadi.

“Kegiatan belajar mengajar di hari pertama penggunaan ruang setengah jadi berjalan lancar, meski guru dan siswa agak terganggu dengan kondisi ruangan. Karena setiap ruangan belum ada pintu, dan gedungnya yang tinggi serta belum diplester,” jelas Paulus.

Ditambahkan Paulus, sementara ini, baru tiga ruang di gedung baru yang dipakai. Selebihnya masih menggunakan enam ruang lainnya yang tidak sempurna. Pihak sekolah pun memberlakukan sistem belajar bergantian. Pembelajaran dilaksanakan dua shift. Shift pagi dimulai pukul 07.15 sampai pukul 13.00 Wita untuk siswa kelas tiga yang berjumlah enam kelas, serta siswa dua untuk tiga kelas.

Sementara shift siang, pembelajaran dimulai dari pukul 13.00 sampai 17.30 Wita untuk siswa kelas satu sebanyak enam ruangan, dan siswa kelas tiga ruangan.

“Kami terpaksa menggunakan gedung ini, kalau tidak dipakai, kami tidak punya tempat lain. Karena itu, kami meminta izin Dinas Cipta Karya dan Tata Kota (Discipkatakot) agar boleh menggunakan bangunan yang telah berdiri untuk kegiatan belajar mengajar,” jelasnya.

Sementara ini, pihak sekolah mengurus izin tertulis dari pihak TNI demi kelanjutan pembangunan gedung sekolah. Paulus mengatakan bahwa sampai saat ini prosesnya masih berlangsung di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda.

“Saat ini pihak sekolah belum tahu kapan akan bisa dilanjutkan, apalagi disebut masih menunggu tersedianya anggaran. Kita berharap agar pembangunan sekolah ini bisa dilanjutkan kembali secepatnya. Kasihan anak-anak belajar dengan kondisi yang tak layak, bisa-bisa ujian akhir siswa terganggu,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com