Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, Petani Banyuwangi Terancam Kesulitan Pupuk

Kompas.com - 07/01/2014, 09:44 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Petani di Kabupaten Banyuwangi terancam kesulitan mendapatkan pupuk di tahun 2014 ini, karena kuota yang diajukan Pemkab Banyuwangi berkurang 27 persen.

"Kebutuhan pupuk terutama urea dan SP 36 di Banyuwangi mencapai rata-rata 63 ribu ton per tahun. Tapi di tahun 2014 ini kuota yang disetujui hanya 58 ribu ton. Sehingga dari 24 kecamatan rata-rata akan hanya mendapatkan kuota 181 ton, dan ini sangat kurang untuk kebutuhan para petani. Penurunan kuota sekitar 27 persen," kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi, Pratmadja Gunawan.

Pratmadja menjelaskan, pembagian kuota tersebut merupakan kewenangan dari provinsi dan diatur dalam SK Gubenur Nomor 84 Tahun 2104. "Dari seluruh kota/kabupaten di Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi mendapatkan kuota terbesar nomer dua setelah Kabupaten Jember," katanya.

Penurunan kuota, menurut Pratmadja, terbanyak terjadi pada Urea dari 72 ton yang diajukan hanya 52 ton yang disetujui. "Sedangkan untuk SP 36 yg diajukan 10 ton yang disetujui 8 ton, ZA dari 20 ton hanya 15 ton yang disetujui. Untuk NPK dari 26 ton menjadi 21 ton yang terakhir pupuk jenis organik dari 19 menjadi 11 ton," jelasnya.

Pratmadja mengatakan ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh para petani untuk mengatasi kelangkaan pupuk di tahun 2014. Antara lain dengan mengganti pupuk terutama urea ke jenis NPK yang mempunyai kandungan lebih lengkap. Sayang, harga pupuk jenis ini lebih mahal.

"Urea harganya Rp 1.800, sedangkan jenis NPK Rp 2.300 per kilogram. Selain itu petani juga bisa beralih ke jenis pupuk organik baik bantuan pemerintah atau membuatnya sendiri. Bisa juga dengan penggunaan mikroba dan mengganti jenis tanaman," jelasnya.

Solusi yang terbaik, menurut Pratmadja adalah menggunakan pupuk organik hanya saja petani jarang mau menggunakan.

"Menggunakan pupuk organik dianggap ribet sehingga petani banyak mengandalkan pupuk organik dari pemerintah selain itu itu penggunaan yang cukup banyak untuk satu hektar dibutuhkan dua sampai 15 ton pupuk organik. Padahal pupuk organik juga sangat bagus untuk tanah pertanian. Di Banyuwangi sendiri lahan pertanian yang menggunakan pupuk baru 20 sampai 30 persen," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com