Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Terlibat Teroris, Ponpes Nurussalam Dianggap Angker

Kompas.com - 02/01/2014, 18:41 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis


CIAMIS, KOMPAS.com — Sekretaris Pondok Pesantren Nurussalam Yahya Dzakaria merasa keberatan dengan pernyataan pihak kepolisian yang menyebut keterlibatan pesantren ini dalam sejumlah aksi terorisme. Akibat pernyataan itu, warga sekitar pesantren memandang lembaga pendidikan agama ini sebagai tempat yang angker.

"Dengan disebut-sebut dalam pemberitaan sejumlah media ada keterlibatan pesantren dengan aksi teroris, banyak yang menganggap pesantren ini angker," ungkap Dzakaria kepada Kompas.com di lokasi pesantren, Kamis (2/1/2014).

Pihak pesantren pun meminta pihak kepolisian untuk segera meralat pernyataannya melalui Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto yang menyatakan pesantren ini dijadikan lokasi pelatihan perakitan bom oleh terduga teroris Anton.

"Kami meminta kepolisian untuk segera meralat pernyataannya karena telah menuduh tidak baik pesantren ini," kata Dzakaria.

Sekilas tentang Nurussalam

Dalam kesempatan itu Yahya sedikit mengulas profil Pesantren Nurussalam. Pesantren yang berlokasi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ini dipimpin oleh warga yang berdomisili di Solo, Jawa Tengah, bernama Kiai Wahyudin. Setiap harinya, pesantren dan lembaga pendidikan formal di bawah kantor Kementerian Agama ini dikelola oleh orang kepercayaan Kiai Wahyudin, yakni Maksum Abdurohman dan Yahya Dzakaria sendiri.

"Pimpinan pondok pesantren asli Solo, dan menetap di sana. Biasanya setiap sebulan sekali beliau memimpin rapat para pengurus," terang Dzakaria.

Menurut Yahya, pesantren ini telah puluhan tahun berada di Ciamis, dan didirikan pada tahun 1988. Baru pada tahun 1994 pesantren modern yang dikelola Yahya bersama rekan-rekannya ini terdaftar di Kantor Kementerian Agama setempat.

Bantah tempat latihan teroris

Diberitakan sebelumnya, pengurus Pondok Pesantren Nurussalam di Kampung Cintaharja, Desa Kujang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, membantah pernyataan polisi yang menyebut lembaga pendidikan Islam ini sebagai lokasi latihan perakitan bom oleh terduga teroris bernama Anton yang ditangkap di Banyumas, Selasa (31/12/2013) lalu.

Pihak pesantren merasa dirugikan karena nama baiknya secara tak langsung telah dicemarkan. Pernyataan ini muncul dari Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto pasca-penangkapan terduga teroris bernama Anton di sebuah warnet daerah Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (31/12/2013) kemarin. Polisi menyebut tersangka ini terlibat dalam beberapa aksi teroris, termasuk penembakan polisi di Polsek Pondok Aren, Tangerang, beberapa bulan lalu. Rikwanto pun menyebut terduga teroris ini pernah belajar perakitan bom di Ponpes Nurussalam, Tasikmalaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com