"Apa-apa saja kesuksesan yang telah kita lakukan pada 2013, kita syukuri. Kemudian, hal - hal yang belum bisa dicapai, kita evaluasi lagi, kita introspeksi diri, kita cari penyebabnya kenapa bisa gagal dan mengapa tidak terlaksana. Itu yang penting," kata Heryawan.
Kegiatan tersebut digelar di Gedung Sate, di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat. Heryawan mengatakan pesimisme adalah salah satu sebab kegagalan. Karenanya, menyongsong tahun baru ini sikap pesimistis tersebut harus dibuang jauh-jauh.
"Mari kita simpan harapan, jangan pesimistis," ujar Heryawan. Dia mengatakan pesimisme dan optimisme memang wajar saja menghampiri perjalanan hidup anak manusia. Namun, tegas dia, sehebat apapun masalah yang dihadapi sikap optimistis harus dikedepankan.
"Kalau pesimisme lebih besar, kita tidak akan punya enenergi untuk melakukan perubahan dan berharap. (Sebaliknya), kalau optimisme yang lebih besar daripada pesimisme, maka kita punya energi besar membawa perubahan dan harapan baru untuk berprestasi dan menyongsong kehidupan yang lebih baik bagi kita dan negara," papar Heryawan.
Sebuah puisi pun melengkapi perenungan yang disampaikan Heryawan. Puisi itu diberinya judul "Asa yang Selalu Membara". Dia mengatakan inspirasi dan kalimat dalam puisi tersebut merupakan "oleh-oleh" perjalanannya dari Sukabumi.