"Ada yang teriak ada mayat di laut, saat saya pergi lihat, mayatnya terapung. Saya kenal dia karena sering di pelabuhan sini," ujar Sinen yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di pelabuhan tersebut.
Celana korban waktu ditemukan dalam keadaan melorot ke bawah dan korban mengenakan baju berwarna merah kembang-kembang. Warga sekitar pelabuhan mengakui bahwa korban mengidap penyakit epilepsi.
"Tadi pagi saya lihat dia masih ada di pelabuhan sini. Kami buruh di sini kenal sama dia karena setiap hari dia tidur di ruang tunggu pelabuhan. Memang dia sering diserang penyakit ayan (epilepsi-red)," tambah Sinen.
Mayat tersebut kemudian dievakuasi ke Unit SPKT Polresta Manado yang membawanya ke Rumah Sakit Prof Kandouw, Malalayang, untuk diotopsi. Sementara Kepala Polsek Pra Rural Kawasan Pelabuhan Manado Iptu Ferry Atotoy membenarkan adanya penemuan mayat tersebut.
"Dugaan sementara ia tewas tenggelam karena mulutnya keluar busa. Sehari-hari, dia bekerja mengumpulkan barang bekas di pelabuhan ini. Besar kemungkinan dia jatuh ke laut karena terserang epilepsi," ujar Atotoy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.