Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Kembar Siam di Kutai Kartanegara Meninggal Dunia

Kompas.com - 26/12/2013, 19:59 WIB

KUTAI, KOMPAS.com - Bayi kembar siam asal Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur meninggal dunia di ruang Neonatus Intensive Care Unit (NICU) RSUD AW Syahranie Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (26/12/2013).

Sekretaris tim dokter Bayi Kembar Siam RSUD AW Syahranie Samarinda dr. Nurliana Adriati Noor mengatakan, salah satu bayi kembar siam dempet dada dan perut (mirror conjoined twins) bertipe "thoraco abdomino phagus" bernama Natalia meninggal pada Kamis pagi sekitar pukul 05.12 WITA.

Bayi kedua yang bernama Natasya, meninggal setelah dilakukan operasi pemisahan di ruang Isntalasi Bedah Sentra RSUD AW Syahranei Samarinda, Kamis siang sekitar pukul 13. 25 Wita.

"Keduanya meninggal di ruang NICU. Ketika dirujuk ke RSUD AW Syahranie Samarinda pada Sabtu kondisi kedua bayi memang kurang baik dan sejak kemarin sore, bayi yang lahir agak kecil memang kondisinya semakin menurun," ujarnya.

Terjadinya infeksi diduga menjadi salah faktor penyebab meninggalnya Natalia. Dari hasil pemeriksaan awal dan melihat kondisi pasien sejak dirujuk sudah ada tanda-tanda infeksi.

Dia mengatakan, setelah meninggalnya salah satu bayi kembar siam anak pasangan Lukman Ompusunggu (33) dengan Arta Maruli Hutabarat itu, tim dokter segera melakukan persiapan operasi darurat.

"Sebelumnya, kami memang telah merancang dua skenario yakni operasi selektif atau operasi yang terencana dan operasi emergency atau darurat jika salah satu bayi meninggal," katanya.

Menurut dia, operasi dilakukan sejak pukul 08.53 WITA dengan estimasi operasi berlangsung sekitar 4-5 jam. Operasi melibatkan 20 dokter di antaranya dokter ahli bedah anak, anestesi atau pembiusan, serta spesialis anak.

Dia mengatakan, setelah operasi pemisahan, bayi itu kemudian dimasukkan di ruang NICU dan terus dipantau oleh tim dokter, termasuk dua dokter anestesi.

Namun, pascaoperasi itu, kondisi Natasya mengalami penurunan fungsi organ khususnya fungsi paru dan jantung dan akhirnya sekitar pukul 13.25 WITA bayi kedua tersebut dinyatakan meninggal.

Selain itu, katanya, ada penurunan fungsi juga ada gangguan pada pembekuan darah yang kemungkinan dipicu oleh perdarahan. Juga ada gangguan pertukaran gas dan semua ini pemicunya adalah infeksi.

"Sebelum dilakukan operasi, tim dokter telah menyampaikan berbagai kemungkinan kepada pihak keluarga bayi kembar siam tersebut," kata Nurliana.

Sebelum operasi, menurut dia, tidak bisa dikatakan kondisi kedua bayi kembar siam itu baik 100 persen tetapi berdasarkan pemeriksaan, kondisi bayi kedua lebih baik dibanding bayi yang pertama. Memang, setelah bayi pertama dinyatakan meninggal, kondisi bayi yang kedua sangat berpengaruh.

Dia mengatakan, sejak masih dalam peratawan hingga sebelum dilakukan operasi, pihaknya telah menyampaiklan berbagai kemungkinan bisa terjadi kepada pihak keluarga dan mereka telah menyerahkan sepenuhnya ke pihak rumah sakit.

"Berbagai tindakan telah kami lakukan, baik sebelum bayi pertama dinyatakan meninggal maupun pascaoperasi pemisahan untuk menyelamatkan bayi kembar tersebut termasuk tindakan intervensi namun bayi kembar siam tersebut tidak bisa tertolong," kata Nurliana Adriati Noor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com