Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Escape Building" Kini Bukan Hanya Tempat Penyelamatan Saat Bencana

Kompas.com - 25/12/2013, 16:47 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis


BANDA ACEH, KOMPAS.com - Kontruksi bangunan berlantai empat ini memang terlihat beda dari bangunan yang ada disekitarnya. Tak ada sekat-sekat ruang, selain hamparan ruang luas di setiap lantainya. Kontruksi ruang ini memang khusus untuk menampung warga dalam jumlah besar. Gedung ini adalah gedung penyelamatan dan evakuasi bagi masyarakat manakala gempa kuat melanda dan diikuti ancaman gelombang tsunami.

Pembangunan gedung evakuasi (escape building) merupakan salah satu usaha pemerintah untuk memberikan keamanan dan keselamatan kepada masyarakat jika suatu waktu terjadi bencana. Gedung escape building atau gedung evakuasi adalah sebuah bangunan infrastruktur publik yang dibangun dengan desain khusus untuk menampung masyarakat pada saat proses evakuasi apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.

Di Kota Banda Aceh, ada empat gedung penyelamatan dibangun pascamusibah gempa dan tsunami tahun 2004 silam. Pasca-tsunami, potensi bencana di Aceh mulai meningkat. Ibarat bank bencana, semua daerah di Aceh memiliki potensi bencana lebih dari satu. Mulai dari gempa bumi, ancaman gelombang tsunami, banjir, badai topan, longsor, hingga bencana kebakaran. Pemerintah kota Banda Aceh menjadikan bencana tsunami sebagai pembelajaran penting bagi warga.

“Masyarakat terus diingatkan bahwa wilayanya rentan akan bencana, untuk itu kewaspadaan warga harus terus selalu dijaga, dan warga terus diingatkan juga untuk terus meningkatkan pemahaman akan upaya mitigasi bencana,” jelas Illiza Sa’aduddin Djamal, Wakil Wali Kota Banda Aceh, Kamis (25/12/2013).

Pembangunan sebuah gedung/fasilitas yang baru dengan desain dan fungsi yang sangat khusus dalam sebuah permukiman masyarakat, tentunya harus dibarengi dengan sosialisasi dan memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat tentang struktur dan fungsi gedung evakuasi (escape building). Hal ini untuk membangun suatu pemahaman yang berkelanjutan dan menjadi sebuah kearifan dalam lingkungan masyarakat tentang fungsi bangunan tersebut.

“Awalnya, warga masih enggan menggunakan gedung penyelamatan ini untuk evakuasi dan berlindung ketika gempa kuat terjadi. Namun kami pihak aparat desa tak bosan mengimbau dan memberikan pemahaman warga akan fungsi escape building ini, dan kini gedung ini mulai menjadi bagian dari aktivitas warga,” jelas Yubahar Zaini, petinggi Tuha Peut Desa Lambung, Banda Aceh, Kamis (25/12/2013).

Pengalaman yang tidak mengenakkan bagi warga saat harus berlari menyelamatkan diri ketika terjadi gempa besar, sebut Yubahar, membuat warga mulai menyadari arti dan fungsi dari bangunan escape building.

“Sebelum ini ada beberapa kali gempa besar melanda Banda Aceh khususnya, dan banyak warga berlari menjauh dari pantai dengan kendaraan dan kecepatan tinggi, akibatnya banyak terjadi kecelakaan di jalan, ini tentu merugikan warga. Tapi kini warga sudah paham kemana harus berlindung jika ada gempa besar dan diikuti potensi ancaman tsunami,” beber laki-laki yang selamat dari terkaman ombak Tsunami tahun 2004 lalu.

Jamilah (37), warga Desa Lambung, Banda Aceh, juga mengakui hal yang sama. Menurut Jamilah, kini, jika ada gempa besar, warga secara otomatis berlari ke escape building yang ada di desa mereka sebagai tempat perlindungan awal.

“Rasa takut pasti ada, tapi kita harus cepat membuat keputusan jika ada gempa besar, itu yang kami pelajari pasca-tsunami hingga saat ini,” jelas Jamilah.

Selain sebagai tempat penyelamatan dan perlindungan, escape building kini juga dimanfaatkan warga sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan sosial lainnya, seperti tempat penyelenggaraan pesta adat perkawinan, tempat pertemuan, dan tempat latihan mitigasi bencana.

“Bahkan gedung ini sering kali juga dijadikan sebagai objek wisata tsunami bagi warga dari luar Aceh, mereka mau tahu bagaimana rupa gedung penyelamatan, hingga suasana kota Banda Aceh dari tempat ketinggian,” jelas Madan, warga Desa Lambung.

Yusuf bin Abdurrahman (57), wisatwan asal Malaysia mengaku sengaja mendatangi bangunan escape building di Desa Lambung hanya untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap bangunan itu. Selain itu, dia juga sekaligus ingin melihat Kota Banda Aceh dari ketinggian.

“Kita bisa naik hingga lantai atas dan bisa lihat kota Banda Aceh dari ketinggian dan ini adalah pemandangan yang indah menurut saya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com