Muhajir, Kepala Desa Ploso kepada Kompas.com mengatakan, sungai Tuntang meluap dan air masuk ke pemukiman warga pukul 19.00 WIB. Beruntung, banjir yang menjadi langganan setiap tahunnya ini hanya merendam jalan jalan desa, dan belum sampai masuk ke rumah, karena warga sudah mengantisipasinya dengan membuat rumah panggung setinggi 1,5 dari jalan.
Meski begitu, akibat banjir ini mengganggu aktivitas warga di Dukuh Kauman yang dihuni 80 KK dan Dukuh Kalitageh yang dihuni 100 KK.
"Ini banjir tradisional mas, setiap musim penghujan, Desa Ploso kebanjiran. Jadi warga sudah terbiasa," katanya.
Dua Dukuh di Desa Ploso yang menjadi langganan banjir, lanjut Hajir, karena berada di bantaran sungai Tuntang dan tidak ada tanggul sungai yang membatasi. "Apabila daerah hulu turun hujan, yakni di wilayah Kabupaten Semarang dan Salatiga, maka akan mengakibatkan debit air sungai naik dan dua dukuh tersebut kebanjiran," tambah Hajir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.