Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sita 8 Kilogram Daging Celeng di Pasar Demak

Kompas.com - 23/12/2013, 15:26 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis


DEMAK, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Resor Demak menyita 8 kilogram daging celeng dari Suparni (37), salah seorang penjual daging sapi di pasar Karangawen, Demak.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Demak, AKP Sutomo, Senin (23/12/2013) menjelaskan, penyitaan daging itu menindaklanjuti informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Demak yang mendapat laporan dari Munakib, tukang giling daging di Pasar Karangawen, Demak. Awalnya Munakib mencurigai daging yang digiling di tempatnya tidak seperti daging sapi.

Kemudian ia mengambil sampel daging yang diperoleh dari penjual bakso di wilayah Karangawen tersebut dan melaporkan temuannya itu ke pihak Dinas Pertanian Demak. Selanjutnya sampel daging tersebut dikirim ke Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Veteriner di Boyolali untuk diteliti. Dari hasil lab diketahui daging yang berwarna merah tersebut positif daging spesies babi hutan atau celeng.

"Munakib memperoleh daging celeng dari penjual bakso langganannya yang membelinya dari Suparni," terang AKP Sutomo.

Anggota Satreskrim polres Demak, kemudian melakukan penyelidikan di pasar Karangawen, pada hari Sabtu dini hari (21/12/2013), dan menyita daging yang dijual oleh Suparni, warga Dukuh Jatikusuman, RT 3 RW 10, Desa Mranggen, Kecamatan Mranggen, Demak.

Dari pengakuan Suparni, daging yang oleh penjualnya disebut "abangan" (merah) tersebut diperolehnya dari pasar Johar, Semarang. Sudah enam bulan ia berjualan daging itu. Untuk satu kilogramnya dibeli seharga Rp 55.000 dan dijual Rp 60.000. "Orang-orang mengenalnya daging tetelan abangan," kata Sutomo.

Polres masih meminta keterangan dari sejumlah saksi dan menunggu hasil lab 8 kilogram daging abangan yang disita, apabila positif daging celeng, maka penjualnya dapat dijerat UU No 8 tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen.

"Apabila warga membeli daging, potongannya kecil-kecil dan berwarna merah, patut mewaspadainya, bukan daging sapi," imbau Sutomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com