Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Rampung, Jalan Senilai Rp 1,3 Miliar Rusak Parah

Kompas.com - 22/12/2013, 14:49 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com - Warga di tiga desa yang berbatasan langsung dengan Distrik Oekusi, Timor Leste yakni Desa Banain A, Banain B dan Banain C, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, merasa kecewa.

Pasalnya, jalan beraspal sepanjang 1,5 kilometer yang masuk ke tiga desa itu, mengalami rusak parah. Padahal, jalan tersebut baru sebulan rampung dikerjakan.

Ketua Komisi Pemberdayaan Masyarakat Desa Banain A, Wilibrodus Ena ketika ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (22/12/2013) mengaku sangat kecewa dengan kualitas jalan yang dinilainya sangat buruk.

“Semua warga di tiga desa ini sangat kecewa dan marah sehingga kami minta tim dari Kejaksaan Negeri Kefamenanu untuk turun dan menganalisas jalan ini karena kami melihat ada indikasi korupsi. Masak sih jalan yang belum genap sebulan dikerjakan tapi sudah rusak parah. Seharusnya semua jalan yang berada persis di daerah perbatasan harus mendapat prioritas utama dari sisi kualitas,” ungkap Wilibrodus.

Menurut Wilibrodus, pihak kontraktor pelaksana sepertinya tidak serius dalam mengerjakan proyek jalan itu sehingga apapun alasan dari pihak kontraktor tidak akan diterima oleh warga. Warga juga menyesal karena jalan tersebut belum lama dinikmati.

“Kita juga sempat memantau ada sekitar 50 sampai 60 drum aspal yang dibawa pulang. Padahal seharusnya semua aspal itu dihabiskan saat pengerjaan berlangsung. Kami sempat panggil dan menegur pengawas proyek dan juga melaporkan hal ini ke Pak Camat dan Wakil Bupati,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Kepala Desa Banain C, Paskalis Kefi yang mengaku sejak awal proyek ini dia selalu mengawasi setiap detil pekerjaan. “Setiap hari saya selalu awasi kerja mereka. Kalau saya datang pantau, mereka siram aspalnya bagus, tetapi kalau saya tidak datang mereka kerja asal siram saja. Informasi itu saya dapat dari warga saya yang juga kerja di proyek ini. Kerja seperti ini saya nilai tidak bagus karena hanya mau habiskan uang negara tanpa memperhatikan dampaknya,” kecam Paskalis.

“Kerja kalau seperti ini nanti setiap tahunnya kita hanya fokus untuk memperbaiki jalan. Ini nanti yang untung hanya kontraktor dan panitia, karena setiap tahun ada proyek. Kasihan kami masyarakat, tidak pernah untung apa-apa, malah dapat buntung,” lanjutnya.

Paskalis malah membandingkan proyek APBN dan proyek PNPM yang dikelola langsung oleh masyarakat yang mana menurutnya kualitas yang dihasilkan proyek PNPM jauh lebih bagus dan bertahan lama dan bisa dinikmati oleh semua warga.

”Kami minta pemerintah pusat segera membuat aturan baru untuk semua proyek fisik langsung dikelola oleh warga,” ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Direktur CV Pamitra, Jhon Tanur yang adalah kontraktor pelaksana proyek jalan tersebut hingga berita ini diturunkan belum berhasil ditemui. Begitupun juga ketika dihubungi melalui nomor teleponnya berada di luar jangkauan.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, proyek jalan sepanjang 1,5 kilometer bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) pada badan Pengelola Perbatasan Kabupaten TTU dengan pagu dana sebesar 1,3 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com