Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Polisi, Aktivis LSM Berjalan "Ngesot"

Kompas.com - 20/12/2013, 18:09 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com - Sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesian Bureaucracy Watch (IBW) Jember, Jawa Timur, berjalan ngesot di depan kantor Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Jember, Jumat (20/12/13).

Mereka mendesak Polres Jember untuk segera menuntaskan kasus dugaan pemalsuan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang digunakan oleh salah satu kepala desa di Kecamatan Panti, saat mendaftar sebagai calon kepala desa.

“Kasus itu sudah lama kita laporkan, tetapi sampai hari ini belum ada kejelasan dari Polres Jember mengenai laporan kami itu. Makanya kita jalan ngesot sebagai simbol penuntasan kasus itu berjalan sangat lamban," kata Koordinator IBW Jember, Sudarsono.

Menurut Sudarsono, dalam laporan yang telah diserahkan bulan Juli lalu, sudah sangat jelas jika tanda tangan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Jember adalah palsu.

“Kami sudah serahkan banyak bukti, bahkan menurut kami, bukti itu sudah sangat berlebih. Jadi sudah seharusnya Polres Jember segera menetapkan tersangka dalam kasus tersebut," ungkap dia.

Selain berjalan ngesot, aktivis IBW juga menggunakan topeng putih sebagai simbol bahwa proses penegakan hukum yang dilakukan Polres Jember, masih belum transparan. “Jadi topeng ini sebagai simbol, aparat penegak hukum kita masih belum terbuka kepada masyarakat dalam penanganan kasus- kasus," kata Sudarsono.

Sementara itu, Wakil Kepala Polres Jember, Komisaris Cecep Susatya meminta maaf kepada masyarakat jika penanganan kasus dugaan pemalsuan KTP dianggap lamban. Ini disebabkan ada kendala yang dihadapi penyidik. “Untuk membuktikan apakah tanda tangan Kepala Dispendukcapil palsu atau tidak, kami harus membuktikan melalui laboratorium forensik di Surabaya. Proses inilah yang membutuhkan waktu agak lama," kata dia.

Namun demikian, dia menjamin penanganan kasus tersebut terus berjalan. “Masyarakat jangan khawatir, kasus ini tidak berhenti. Kami terus melakukan penyelidikan atas kasus ini. Beberapa orang seperti pelapor, terlapor, dan sejumlah saksi sudah kami periksa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com