Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janin Korban Dukun Aborsi Bertambah, Dua Tersangka Sakit

Kompas.com - 20/12/2013, 16:37 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis


PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Janin korban aborsi dukun pijat Senenti (65) terus bertambah. Setelah menemukan 22 janin di kamar mandi dan dapur Senenti di Desa Semendi, Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, polisi menemukan satu janin lagi yang sudah dikubur.

Kepala Polresta AKBP Iwan Setiawan melalui Kepala Satreskrim Agus I Suprianto mengatakan, ke-23 janin itu dikirimkan ke Laboratorium Forensik Polri di Surabaya untuk kepentingan penyelidikan.

"Baik Senenti maupun Sulastri, pembantunya, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Senenti ditahan di ruang tahanan mapolresta, sedangkan Sulastri dijadikan tahanan kota," kata Agus, Jumat (20/12/2013).

Namun, kondisi kesehatan kedua perempuan usia lanjut itu agak menghambat proses penyelidikan. Sebab, darah tinggi Senenti naik menjadi 180, sedangkan Sulastri mengidap penyakit diabetes hingga kedua kakinya membengkak.

Dengan alasan kemanusiaan, polisi pun menyediakan dokter bagi kedua tersangka tersebut. Bahkan, kata Agus, polisi akan membawa keduanya ke rumah sakit agar kondisinya segera membaik.

Sementara itu, SA, pasien aborsi terakhir Senenti juga belum bisa diperiksa secara intensif karena kondisinya belum cukup sehat. Saat ini, SA dirawat di rumahnya, di Desa Giliketapang, Kecamatan Sumberasih.

Remaja itu mengalami pendarahan hebat hingga dibawa ke RSUD dr Mohammad Saleh. Dari kasus SA inilah, pihak rumah sakit kemudian melapor ke polisi hingga rumah Senenti digerebek.

Sejauh ini, polisi hanya memeriksa Sidin, orangtua SA. Sidin mengaku tidak tahu anaknya pergi ke rumah Senenti untuk menggugurkan kandungan. "Waktu pamit, dia izin mau pijat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com