Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Penelantar Anak di Kebun Sawit Jadi Tersangka

Kompas.com - 20/12/2013, 14:58 WIB
PEKANBARU, KOMPAS.com — PPolisi menetapkan status tersangka penganiayaan terhadap orangtua Adit, anak yang ditelantarkan di kebun kelapa sawit dengan tubuh penuh luka di Kabupaten Kampar, Riau.

"Kedua orangtua Adit ditetapkan sebagai tersangka," kata Kepala Polres Kampar AKPB Ery Apriyono ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Jumat (20/12/2013).

Tersangka adalah Surya Atmaja (35), ayah kandung korban, dan Ervina (36), yang merupakan ibu tirinya. Dari keterangan tersangka, bocah malang itu bernama lengkap Aditya dan berumur 8 tahun, bukan 6 tahun.

Ery mengatakan, kedua tersangka ditangkap di perbatasan Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu pada Kamis (19/12/2013). Kini keduanya sudah ditahan di Mapolres Kampar.

Menurut Ery, tersangka bakal dijerat dengan Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU KDRT) dan Undang-Undang Perlindungan Anak. Mereka terancam hukuman hingga 10 tahun penjara.

"Kita kenakan pasal yang berbeda untuk keduanya. Keterangan sang ibu dalam penyidikan, dia yang kerap melakukan penganiayaan. Sementara itu, ayahnya bisa terseret karena turut serta dan membiarkan," ujarnya.

Berdasarkan hasil penyidikan, kedua orangtuanya sengaja menelantarkan Adit di kebun kelapa sawit karena merasa tidak tahan dengan kenakalannya. Ervina, ibu tiri Adit, mengatakan bahwa korban suka mencuri dan mengasari adik tirinya.

Ervina juga membantah telah menyetrika Adit di bagian punggung dan menyayat beberapa bagian tubuh bocah itu. Meski begitu, Ervina mengaku memukul kepala Adit dengan gagang sapu, sedangkan luka di wajah adalah akibat pukulan dengan tangan, dan luka bakar di punggung akibat pukulan dengan sapu lidi.

"Ada kemungkinan kami akan memeriksa saksi-saksi lainnya, tetapi sejauh ini masih fokus pada kedua tersangka," kata Kepala Polres Kampar.

Adapun Adit kini masih dirawat di RSUD Bangkinang, Kampar. Hasil pemeriksaan psikologis menunjukkan ada trauma mendalam akibat penyiksaan dari sang ibu, yang membuat korban ketakutan bertemu perempuan.

"Adit merasa kurang nyaman dengan wanita karena, sesuai dengan informasi, ia mengatakan kerap dipukul oleh ibunya. Jadi, figur ibu (perempuan) adalah ancaman bagi Adit," kata psikolog Ardian Adi Putra, M Psi, kepada Antara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com