Nyawa Mohammad Amin --nama putra Jumadi selamat setelah sejumlah rekannya berhasil menyelamatkan dia dari timbunan tanah. Namun keburuntungan itu tak terulang saat timbunan longsor menghantam Jumadi kemarin.
Jumadi pun tewas seketika dan bahkan, hingga kini (Kamis, 18/12/2013), jenazahnya masih berada di lokasi bencana, karena belum berhasil dipindahkan. Tim SAR mengalami kesulitan karena keterbatasan alat berat.
Salah satu kerabat korban, Warsidi yang menuturkan cerita tentang musibah yang terjadi 10 tahun silam. "Akibatnya kaki kiri Amin harus diamputasi hingga mata kaki. Keputusan untuk mengamputasi kaki itu juga atas perintah dari Jumadi," tutur Warsidi.
Jumadi tewas, meninggalkan seorang istri Pagiyem, tiga orang anak Amin, Kasto, dan Jumini, serta tujuh orang cucu. Anak kedua Jumadi, Kasno terlebih dahulu meninggal dunia akibat sakit paru-paru.
Hingga saat ini, beberapa kali suara reruntuhan longsoran masih terdengar dari dalam gua yang biasa digunakan para penambang batu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.