Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Samarinda Semerawut karena Sering Banjir

Kompas.com - 16/12/2013, 20:50 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com
– Hujan yang mengguyur Kota Samarinda pada Senin (16/12/2013) sejak pukul 07.00 hingga 11.00 Wita, kembali membuat Samarinda tergenang banjir. Meski sudah terbiasa, namun banjir kali ini mebuat lalu lintas di Kota Samarinda semerawut. Sebab, banjir tak hanya melumpuhkan lalu lintas kota, namun juga memaksa pengguna jalan memarkir kendaraan sembarangan dan berjalan di arah berlawanan.

Pantauan Kompas.com di lapangan, beberapa titik yang mengalami kemacetan parah terlihat di simpang empat Lembuswana, simpang empat Jalan P Antasari, simpang empat Juanda, simpang empat Sempaja, dan sepanjang jalan dari arah Jalan Alaya menuju Jalan Poros Bontang.

Di semua tempat tersebut, kondisi air sangat tinggi dan membuat kemacetan panjang. Terlebih di Jalan Alaya yang menuju Jalan Poros Ontang. Semua kendaraan tiba-tiba berjalan di jalan yang berlawanan lantaran tak mampu melewati arus air yang deras. Di titik kemacetan tersebut, semua kendaraan mogok dan lalu lintas lumpuh total.

Salah satu warga yang sedang melintas, Nursyaid, mengaku motor matik miliknya tidak dapat berjalan lagi lantaran arus deras air tidak terkontrol. Bahkan, beberapa kali motor tersebut didorong ke depan, malah mundur lagi karena tertarik arus banjir. Karena tidak mampu melewati arus tersebut, motornya pun didiamkan di tengah jalan seperti motor-motor lainnya.

“Ini macet panjang tidak akan berhenti sebelum banjir surut. Beberapa kali pengguna jalan lain selalu cekcok karena tidak memindahkan kendaraan yang terparkir sembarangan. Tapi kami bisa apa, selain menunggu air surut,” keluhnya, Senin (16/12/2013).

Di tempat yang sama, terlihat beberapa warga menyewa mobil pikup untuk tumpangan motor yang mogok. Mereka memilih menyewa pikup daripada harus bertarung melawan arus air yang deras.

“Hujannya pagi, tapi banjir surutnya malam. Kami tidak mungkin menunggu sampai malam di sini. Jalan satu-satunya, ya membawa motor dengan tumpangan mobil pikup,” terang Zainal, salah satu warga yang juga melintas.

Sementara itu, beberapa kali kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dihubungi, namun tak ada jawaban. Sehingga ada warga yang menilai BPBD tidak bisa melakukan penanggulangan bencana sesuai tugasnya.

“Seharusnya BPBD mampu membantu meluruskan ikatan sampul banjir dan macet ini. Kami tidak bisa berjalan jika macet parah seperti ini. Mau tidak mau, kami memarkir kendaraan sembarangan saja,” kata Yohanis, salah satu warga Jalan Alaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com